Belakangan ini, dunia maya diramaikan kembali dengan pemberitaan genosida di Palestina. Pada 7 Oktober 2023, lebih dari 9.100 warga Palestina meninggal dunia karena serangan dari Zionis Israel. Hal itu menjadi alasan berita tentang kekejaman yang dilakukan Zionis Israel kepada warga Palestina selama bertahun-tahun lamanya sekarang mencuat kembali dan menimbulkan berbagai respons di dunia maya, salah satunya platform Twitter atau X.
X menjadi sebuah wadah yang bebas bagi pengguna untuk mengungkapkan segala pemikirannya, termasuk isu genosida di Palestina. Banyak pengguna platform X dari berbagai negara mengecam tindak kekerasan yang dilakukan Zionis Israel. Tentu, kecaman yang diberikan tiap pengguna bervariatif. Ada yang mengecam secara terang-terangan dan juga sembunyi-sembunyi.
“Israhell” dalam Base Menfess X
Di Indonesia, base menfess X menjadi salah satu tempat bagi pengguna untuk menyebarkan kesadaran tentang mimpi buruk yang dirasakan warga Palestina. Akun base dengan banyak pengikut pasti akan memberi impact yang sangat besar. Meski begitu tidak sembarang topik bisa dikirim. Tiap base memiliki aturan yang perlu ditaati oleh pengirim menfess. Itu berarti pengirim perlu menyaring kata-kata yang digunakan dalam menfess-nya, terutama menfess terkait isu genosida di Palestina yang tergolong sensitif.
masih ada yg pro israhell sampai saat ini?? (6/11)
perbedaan manusia yg kematiaan nya Allah muliakan dan yg Allah hinakan.. tak sadarkah kalian wahai israhell? (9/11)
kucing aja sampe takut gini israhell lu bener2 ya 😭😭 (12/11)
@tanyarlfes
Tweet di atas merupakan tiga dari banyaknya tweet yang dikirim pada base @tanyarlfes. Ketiganya memiliki persamaan yaitu menunjukan kejahatan Zionis Israel. Hal yang disoroti adalah penggunaan kata yang seharusnya “Israel” malah di-masking menjadi “Israhell”. Masking yang digunakan pengirim menfess dilakukan untuk mematuhi aturan yang telah ditetapkan base sekaligus sebagai bentuk kecaman mereka atas kejahatan yang dilakukan Zionis Israel.
Makna Denotasi dan Konotasi
Secara denotasi yang mengacu pada makna harfiah, kata “Israhell” merupakan gabungan dari “Israel” dan “hell” (neraka). Secara konotatif, penggunaan kata ini menyimpan makna bahwa Zionis Israel dianggap sebagai sesuatu yang dipandang jahat, kejam, dan mengerikan.
Konsep Mitos
Konsep mitos Barthes dapat diterapkan pada penggunaan kata “Israhell”. Mitos adalah suatu bentuk narasi yang membentuk makna tertentu dan dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap suatu hal. Sudah jelas bahwa kata “Israhell” menjadi mitos yang membentuk narasi bahwa tindakan Zionis Israel dianggap sebagai kejahatan yang patut dilawan dan dihentikan.
Dengan begitu, kita dapat melihat bagaimana tanda dan simbol digunakan untuk membentuk makna yang mendalam. Kata “Israhell” tidak hanya menjadi simbol verbal untuk mengekspresikan ketidaksetujuan atas tindakan Zionis Israel, tetapi juga menciptakan mitos yang menggambarkan hal tersebut sebagai bentuk dari kejahatan dan kebrutalan.
Semiotik
Dalam analisis semiotik, sign (tanda) terdiri dari signifier (penanda) dan signified (petanda). Signifier adalah penanda berupa kata tersebut, sementara signified adalah makna yang terkait dengannya. Kata “Israhell” menjadi tanda yang merujuk pada Israel. Penandaan ini menggambarkan sikap pengguna X terhadap Israel bahwa mereka dianggap sebagai sesuatu yang melakukan tindakan sangat buruk, seperti iblis yang berasal dari neraka.
Memahami aspek semiotik dari penggunaan kata “Israhell” dapat membantu untuk melihat bagaimana media sosial menjadi alat yang kuat dalam membentuk opini publik dan membangun protes terhadap konflik tersebut. Penggunaan kata “Israhell” secara konsisten dapat digunakan sebagai strategi semiotik untuk membentuk narasi yang kuat dengan pandangan negatif terhadap Zionis Israel.
Penulis: Siti Labibah Fitriana
Editor: Laksita Gati Widadi