SPOT? Sedang Tidak Bersahabat dengan Mahasiswa

Bejibun orang mengakses jaringan secara serentak dalam satu waktu menyebabkan sistem jaringan menjadi error. Hal itu bisa kita sandingkan bilamana orang-orang mengunjungi sebuah mall secara berbondong-bondong dengan kapasitas tempat yang tidak begitu luas, maka yang terjadi adalah penumpukan orang dan ruang tempat menjadi sempit bahkan pahitnya ruangan menjadi pengap udara. Begitulah analogi sederhananya.

Bisa kita lihat secara konkret bahwa pemerintah telah memberlakukan istilah Work from Home sebagai upaya dari perkembangan penyebaran Covid-19 yang ada di Indonesia. Kenyataan tersebut membuat dampak bagi beberapa bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Wacana yang awalnya hanya meliburkan dua pekan kegiatan sistem pembelajaran, berubah dengan adanya perpanjangan waktu. Mau-tidak mau, sistem pembelajaran daring pun semakin hari semakin memanjang durasi waktunya.

Bukan hal itu yang menjadi sorotan utamanya. Paragraf pertama telah menyodok pada penggunaan akses jaringan yang dilakukan secara serempak dan menyebabkan beberapa keresahan, termasuk bagi kalangan mahasiswa. Ketika sistem tidak lagi bekerja sama dengan para mahasiswa, berbagai kepanikan melanda. Karena sistem error dan tidak lagi optimal, akhirnya mahasiswa mencoba merefresh ulang atau log out agar dapat mengoptimalkan kembali sistem jaringan.

Misalnya, terhitung dalam satu kelas berjumlah 35 orang (bila dibulatkan) melakukan pembelajaran daring secara serempak. Lalu, disusul kembali dengan kelas berikutnya. Hal itu bisa menyebabkan server menjadi down seketika karena diteruskan tanpa jeda. Belum lagi bila melihat jurusan lain yang melakukan hal serupa, yaitu membuka sistem jaringan dalam waktu yang bersamaan. Maka, kenyataan “server down” tidak akan terhindarkan walau sudah memperluas jaringan. Karena yang namanya teknologi sepesat apapun itu pasti selalu ada saja kelemahannya.            

Dari berbagai permasalahan di atas, sistem jaringan “spot.upi.edu” perlu peninjauan ulang atau pembenahan server agar mahasiswa tidak lagi merasakan kekhawatiran yang berlebih. Ketika sistem jaringan dalam keadaan stabil, maka mahasiwa akan lebih senang dan kegiatan pembelajaran daring pun bisa berjalan dengan efektif.

Baca juga: Saya Tidak Mengerti Intimidasi dan Intoleransi

Penulis: Astri Apriliani Putri