Tak terasa, sudah genap 2 minggu sejak edaran tentang Kebijakan Akademik dan Nonakademik Terkait dengan Antisipasi Penyebaran Virus Corona (Covid-19) dikeluarkan oleh pihak UPI. Sejak saat itu pula, banyak perubahan dalam sistem perkuliahan mahasiswa, tak terkecuali perkuliahan madepdiksatrasia.
Mahasiswa yang awalnya terbiasa untuk berkuliah secara tatap muka, kini berganti menjadi tatap layar. Sejauh ini, tidak ada masalah akan hal tersebut selain keluhan-keluhan kecil tentang fasilitas daring yang disediakan pihak kampus, seperti yang dikeluhkan teman saya, Astri, melalui interupsi, “SPOT? Sedang Tidak Bersahabat dengan Mahasiswa.”
Di luar hal tersebut, mahasiswa kini menjadi lebih sibuk untuk memikirkan dirinya sendiri. Apalagi himbauan untuk #dirumahaja membuat beberapa mahasiswa tidak bisa kemana-mana. Akibatnya, banyak yang memilih untuk diam di rumah atau kosan.
Bagi mahasiswa perantau, seperti saya contohnya, memilih untuk tetap diam di Bandung dan menuruti himbauan pemerintah daerah untuk tidak mudik. Sangat disayangkan masih ada beberapa perantau yang ‘bandel’ dan memilih untuk tetap mudik. Namun, hal itu juga tidak bisa disalahkan. Kekhawatiran orang tua, dan tidak jelasnya hal yang bisa dilakukan di perantauan, membuat pilihan untuk mudik sah-sah saja, asalkan mengikuti prosedur yang berlaku.
Walau sudah di kampung halaman, perantau juga pasti akan tetap berdiam diri di rumah. Jadi sebenarnya, di mana pun kita berada pasti akan tetap mengisolasi diri sendiri. Rasa bosan bisa timbul ketika kita sedang berjuang untuk #dirumahaja. Saking lamanya bosan, saya sendiri merasa sudah bosan untuk merasa bosan. Bosannya saya sampai menamatkan anime favorit saya untuk kesekian kalinya. Jika Anda merasa seperti saya, alangkah baiknya kita mulai melangkahkan kaki ke arah yang lebih positif.
Rasa bosan yang kita alami sesungguhnya akibat dari tidak banyaknya aktivitas yang bisa kita lakukan. Kebiasaan kita beraktivitas di luar membuat kita tidak pernah berpikir untuk melakukan aktivitas di dalam ruangan. Inilah saatnya bagi kita untuk lebih fokus ke dalam. Lakukanlah aktivitas yang jarang kita lakukan. Berinteraksi dengan keluarga, mengerjakan tugas, dan mulai menulis adalah salah satu dari sekian banyak hal positif yang bisa kita lakukan. Membuat to do list setiap harinya juga dapat membantu hal tersebut. “Bangun pagi, berkarya. Saatnya melakukan hobi dan hal-hal yang kemarin-kemarin tidak sempat dilakukan.” Begitulah yang musti dilakukan, seperti kata Psikolog Klinis dan Forensik, Kasandra Putranto, yang dikutip dari merdeka.com.
Jadi, mau kapan bangun dari rebahan?
Baca juga: Saya Terbakar Intimidasi Sendirian!
Penulis: Ichwan Fadhly