Bandung, 23/02/2022 – Kepada Tanah menggelar pameran yang bertemakan “Pameran bersama Kopi Wadas Hidup dan Masa Depan Wadas” dan diskusi dengan tema “Membangun Jaringan Warga Mempertahankan Ruang Hidup”. Pameran dan diskusi ini digelar di enam kota yang berbeda, yakni di Bali, Batu, Semarang, Jakarta, Bandung, dan Jogja.
Di Bandung, Pameran Kepada Tanah digelar selama delapan hari berturut-turut di Omuniuum. Pameran ini berupa karya dalam kemasan berisi kopi Desa Wadas. Kopi lokal dari Wadas ini dikemas dalam kemasan khusus dan dilukis oleh 22 seniman, di antaranya ada Amenkcoy, Icanharem, Faridstevy, Bodhi.ia, Taring Padi, Chrisna Fernand, dan seniman-seniman lainnya
Kopi Wadas tumbuh di Desa Wadas pada ketinggian 400-450 mdpl di sekitar punggung perbukitan. Menoreh yang diolah oleh warga Wadas sendiri secara turun temurun akhirnya menjadi salah satu alasan mengapa pameran ini hadir. Dalam dokumen AMDAL, penambangan untuk material Proyek Strategis Nasional (PSN) akan menggunakan metode blasting (peledakan) dinamit sebanyak 5.300 ton selama 30 bulan. Penambangan tersebut akan menjarah 15,53 juta m3 batuan andesit pada lahan seluas 114 Ha dengan kedalaman 40 m yang membuat hasil pertanian rakyat terancam, bahkan hilang.
Kopi yang dijual terbagi menjadi dua, yaitu kopi yang kemasannya dilukis dan kopi yang kemasannya tidak dilukis. Untuk kopi yang kemasannya tidak dilukis dijual dengan harga 50.000.00 dan untuk kopi yang kemasannya dilukis dipatok dengan harga 400.000.00 atau bahkan boleh dilebihkan. Seluruh penghasilan yang dihasilkan dari pameran ini nantinya akan disumbangkan kepada warga Wadas.
Selain pameran, Diskusi Membangun Jaringan Warga Mempertahankan Ruang Hidup juga menayangkan film dokumenter yang berjudul Wadas Waras serta diskusi menyoal lahan Wadas, Dago, dan Anyer yang dilaksanakan di Balai Warga Dago Elos pada Rabu, 23 Februari 2022. Semoga ke depannya semua elemen masyarakat semakin tergerak dan sadar untuk melakukan inisiatif dan perjuangan dengan adanya kasus di Wadas dan di daerah lain yang kasusnya sama.
Baca Juga : Aksi Kamisan Bandung Ke-378: Menolak Lupa Kasus Perampasan Ruang Hidup dan Represifitas Aparat di Indonesia
Penulis : Yasmin Afra Shafa Sudirman
Editor : Algina Shofiyatul Husna
Fotografer : Abdul Azis Zulfikar Karim