5 Rekomendasi Film Thailand Genre Romance-Comedy

Dalam dunia perfilman, Thailand telah mengukir namanya dengan mempersembahkan karya-karya yang memikat hati penonton, termasuk para penggemarnya di Indonesia. Bagi para pecinta genre Romance-Comedy, Thailand tak hanya menyajikan cerita cinta yang manis, tetapi juga penuh dengan humor yang memikat. Bahasa dan logat dari negara Gajah Putih tersebut mampu menjadi salah satu daya tarik yang menghibur di setiap perfilman Thailand.

Berikut adalah lima rekomendasi film Thailand edisi romance-comedy yang mampu membuat penonton terhanyut dalam romantisme, tetapi juga tertawa dengan berbagai komedi yang hadir.

  1. Suckseed

Jika kamu dan sahabatmu jatuh cinta kepada orang yang sama, apa yang akan kamu lakukan? Mundur untuk menyelamatkan persahabatan atau maju untuk memenangkan percintaan? Permasalahan serta dilema yang akan hal tersebut mampu disajikan dalam film ini. 

“SuckSeed” sendiri merupakan film komedi Thailand yang dirilis pada tahun 2011, disutradarai oleh Chayanop Boonprakob. Film yang diproduksi oleh GTH ini bukan cuma romance-comedy, film ini juga bisa dibilang sangat kental dengan musik. Hampir setiap scene penting diselingi dengan musik yang durasinya cukup panjang.

“SuckSeed” mengisahkan perjalanan sekelompok remaja yang terdiri dari Koong (Pachara Chirathivat), Ped (Jirayu La-ongmanee), dan Ex (Thawat Pornrattanaprasert) dalam mengejar mimpi mereka menjadi musisi terkenal. Bukan cuma itu, film ini juga menceritakan tentang kentalnya persahabatan antara mereka bertiga semasa SMA. Konflik mulai muncul ketika Koong dan Ped sama-sama jatuh cinta terhadap wanita yang sama, yaitu Ern (Nattasha Nauljam) yang merupakan teman masa kecil mereka berdua. 

Film “Suckseed” merupakan sebuah film remaja yang sangat ringan untuk ditonton. Alur cerita yang sangat mudah dipahami juga menjadi poin plus film ini. Tidak hanya itu, cerita yang diangkat dalam film ini pun bisa relate untuk banyak orang. Masa-masa sekolah, persahabatan, cinta, dan ambisi mengejar mimpi mampu disajikan dengan baik. Unsur komedi pada film ini pun sangat menghibur. Komedi mampu disajikan dengan cara yang sederhana tapi mampu membuat orang yang menontonnya tertawa. 

  1. ATM: Er Rak Error

Bagaimana jadinya jika hubungan kalian dengan pasangan kalian ternyata melanggar aturan kantor? Sementara kalian sendiri lelah untuk menyembunyikan hubungan tersebut. “ATM: Er Rak Error” adalah film komedi romantis yang dirilis pada tahun 2012 dan disutradarai oleh Mez Tharatorn. Lagi-lagi GTH mampu memproduksi film berkualitas. Setelah sebelumnya ada “Suckseed”, kali ini hadir “ATM Err Rak Error “ yang juga diproduksi oleh GTH. 

Film ini menceritakan tentang dua rekan kerja, Sua (Chantavit Dhanasevi) dan Jib (Preechaya Pongthananikorn) di sebuah bank bernama JNBC yang merupakan bank asal Jepang yang ada di Thailand. Sua adalah seorang karyawan biasa di bank tersebut. Sementara Jib merupakan atasan dari Sua. Bank tersebut memiliki peraturan yang tidak memperbolehkan karyawannya memiliki hubungan khusus satu sama lain. Apabila itu terjadi, maka salah satunya harus mengundurkan diri dari bank tersebut.

Konflik di film ini kemudian menjadi semakin menarik ketika terjadi error di salah satu mesin ATM JNBC yang membuat nasabah yang menarik uang di mesin tersebut mendapat jumlah 2x lipat dari jumlah yang ditarik. Direktur bank JNBC kemudian menugaskan Jib untuk mengusut kejadian dan menemukan para nasabah yang menarik uang di hari tersebut. Sua melihat ini sebagai peluang dan menjadikannya kompetisi dengan Jib. Siapapun yang mampu menemukan jumlah nasabah terbanyak akan menang dan dapat melanjutkan karirnya di bank JNBC. Sementara yang kalah diharuskan mengundurkan diri dari bank tersebut. 

Dengan menghadirkan humor segar dan konflik yang unik, “ATM: Er Rak Error” berhasil menjadi sebuah film komedi romantis yang menghibur sekaligus mengajak penonton untuk merenung tentang aturan-aturan yang seringkali membatasi hubungan personal di lingkungan kerja. Kisah cinta antara Sua dan Jib yang terjebak dalam dilema aturan bank memberikan sentuhan segar pada genre romantis.

  1. Friendzone

Apa yang kamu rasakan ketika berada dalam fase friendzone? Memiliki keinginan untuk mengungkapkan sekaligus ketakutan untuk kehilangan. Perasaan tersebut mampu digambarkan dalam film ini. Film garapan studio GDH (dulu GTH) ini mampu mengemas fase mengerikan bernama friendzone dengan sangat menarik.

Friendzone menceritakan tentang Palm (Nine Naphat) dan Gink (Baifern Pimchanok) yang merupakan sepasang sahabat sejak SMA. Terhitung sudah 10 tahun lebih mereka bersahabat. Namun Palm ternyata memiliki harapan lebih terhadap Gink. 

Palm sebenarnya punya perasaan lebih ke Gink, tapi Palm ragu buat ngungkapin itu. Ada ketakutan kalo perasaannya diungkap, persahabatan mereka bisa jadi berantakan. Apalagi Gink selalu bilang, “Bukannya menjadi teman sudah cukup?”

Baca Juga: Mengenal French New Wave: Gerakan Pengubah Paradigma Sinema

Sebagai seorang sahabat, Palm selalu mensupport apapun yang dilakukan Gink, termasuk membuntuti kekasihnya, Ted. Gink mencurigai Ted berselingkuh di belakangnya. Dengan bantuan Palm, Gink membuntuti Ted hingga ke Myanmar, Malaysia, dan Hongkong. Hadirnya berbagai negara dalam film ini juga turut memberi taste dari musik dalam film ini. 

Dengan keberanian Palm dalam menghadapi fase friendzone,  film ini berhasil menjadi sebuah film yang menghadirkan kisah persahabatan dan cinta dengan sangat menarik. Cerita yang disajikan mampu membangkitkan emosi penonton, terutama mereka yang pernah berada di fase yang sama. Film ini tidak hanya mengajarkan tentang cinta satu arah, tetapi juga tentang pengorbanan dan dukungan tanpa syarat dalam sebuah persahabatan. Tentu saja komedi dalam film ini juga tidak usah diragukan lagi.

  1. The Con-Heartist

Penipuan berujung percintaan. Satu kalimat yang menggambarkan tentang bagaimana film ini sangat begitu menarik. Film yang disutradarai oleh Mez Tharatorn ini bercerita tentang seorang mantan bankir bernama Ina (Baifern Pimchanok) yang ditipu oleh mantan kekasihnya, Petch. Hal tersebut membuat Ina harus menanggung hutang sebesar 500.000 baht.

Apesnya, Ina hampir tertipu untuk kedua kalinya. Kali ini sebuah modus penipuan lewat telepon yang tertuju padanya. Namun sebagai seorang mantan bankir, Ina sangat hafal bagaimana modus penipuan lewat telepon. Ia berhasil menjebak Tower (Nadech Kugumiya) yang merupakan seorang penipu kelas kakap. Ina yang masih memiliki dendam terhadap mantan kekasihnya, memilih untuk mengajak Tower bekerja sama untuk menipu Petch dibanding harus melaporkannya ke polisi.

Tower yang tidak memiliki pilihan lain selain membantu Ina, akhirnya turut serta membantu Ina untuk membalaskan dendamnya. Mereka akhirnya menyusun berbagai strategi untuk menipu Petch. Sebagai penipu kelas kakap dan memiliki berbagai koneksi, tentu Tower memiliki berbagai rencana untuk menipu Petch. Bahkan menipu Ina untuk kedua kalinya.

Komedi kemudian berhasil disajikan dalam berbagai strategi yang dibuat oleh Ina dan Tower. Tak hanya romantis dan komedi, film ini juga mampu menunjukkan rencana cerdas yang berhasil dibuat untuk menjebak Petch. Dengan durasi 128 menit, film ini mampu menyuguhkan hiburan yang berkesan. Saking menghiburnya, 128 menit tidak akan terasa ketika menonton film ini.

  1. A Little Thing Called Love

Film yang satu ini sepertinya sudah tidak asing lagi bagi khalayak umum. Sebagai salah satu masterpiece dari dunia perfilman Thailand, A Little Thing Called Love mampu membuat para penontonnya tenggelam dalam berbagai perasaan selama 119 menit. Disutradari oleh Puttipong Pormsaka Na-Sakonnakorn dan Wasin Pokpong, film ini telah meraih berbagai penghargaan, salah satunya adalah Best Movie of the Year pada ajang Top Awards tahun 2010.

Semua berawal ketika Nam (Baifern Pimchanok) memiliki perasaan terhadap kakak kelasnya, Shone (Mario Maurer). Nam yang merupakan siswi biasa-biasa saja tidak begitu percaya diri terhadap perasaannya. Terlebih, Shone merupakan siswa yang cukup terkenal di sekolah tersebut. Dengan wajah tampan dan kemampuan bermain sepakbola, tak heran Shone menjadi idaman para gadis.

Nam yang memiliki circle persahabatan yang selalu mensupport apa yang dilakukan oleh dirinya, termasuk dalam menyukai Shone. Ketiga sahabatnya tersebut membantu Nam untuk tampil lebih baik dihadapan Shone. Setelah melalui berbagai treatment, Nam berhasil glow up menjadi seorang wanita yang sangat cantik dan berlawanan dengan penggambaran Nam di awal cerita. Perubahan tersebut kemudian disadari oleh para siswa di sekolah, termasuk Shone. 

Film ini mampu menggambarkan sosok Nam yang glow up hingga menjadi sangat cantik. Namun bukan tentang glow up semata, tetapi support  dari para sahabatnya yang mampu membuat Nam memiliki kepercayaan diri. Selain itu, film ini juga mampu menghadirkan perasaan-perasaan anak muda dengan ringan sehingga mampu untuk dicerna dengan mudah. Meski kental dengan genre romance yang mampu membuat baper, bukan berarti tidak ada komedi dalam film ini. Seperti film-film Thailand pada umumnya, film ini juga mampu mengemas komedi dengan sangat baik dan menarik.

Nah, itulah kelima film Thailand yang bisa jadi pilihan kamu untuk nemenin weekend yang santai, semoga bermanfaat!

Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Ekranisasi Edisi Perjuangan Perempuan

Penulis : Hilmi Aziz Rakhmatullah

Editor : Fitri Nurul