Dinamika organisasi mahasiswa yang kurang dinamis seringkali memunculkan peluang bagi pihak eksternal untuk mengambil alih kendali organisasi. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesenjangan dalam komunikasi dan koordinasi antaranggota, sehingga memudahkan pihak lain untuk memanfaatkan situasi tersebut demi kepentingan mereka. Salah satu contohnya adalah dengan menciptakan kesan bahwa mahasiswa tidak dapat bekerja sama dengan baik, sehingga organisasi perlu pembaruan dan perubahan.
Kondisi saat ini menunjukkan banyak mahasiswa yang cenderung individualis dan tidak terlalu peduli dengan kegiatan organisasi. Mereka merasa dapat mencapai tujuan akademis tanpa perlu terlibat dalam organisasi. Selain itu, ada juga mahasiswa yang mudah terpengaruh untuk bergabung dengan organisasi tertentu karena alasan tertentu, seperti kemudahan dalam mencapai tujuan pribadi.
Baca Juga: Hima Satrasia Bubar, Alumni Siapkan Penggantinya
Menghadapi situasi ini, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan. Pertama, jika memang sulit untuk menyatukan kembali organisasi yang ada, maka pembentukan organisasi baru dapat menjadi alternatif. Namun, perlu diingat bahwa organisasi harus dibentuk secara sehat, dengan program kerja yang jelas dan dilakukan secara bersama-sama. Selain itu, prinsip kemandirian dan independensi harus tetap dijunjung tinggi, sehingga tidak ada intervensi dari pihak eksternal.
Namun, sebelum memutuskan untuk membentuk organisasi baru, perlu dilakukan upaya untuk menyatukan kembali organisasi yang ada. Hal ini karena program kerja yang dijalankan oleh organisasi yang berbeda-beda kemungkinan besar akan memiliki kesamaan tujuan. Oleh karena itu, upaya untuk menyatukan kembali organisasi harus tetap dilakukan, dengan memastikan bahwa proses tersebut dilakukan secara transparan dan berdasarkan kebutuhan mahasiswa.
Penulis: Reza Alifahmi (Ketua Hima Satrasia Periode 2009)
Editor: Auliya Nur Affifah




