Berbicara tentang rokok tidak akan pernah ada habisnya. Satu bahasan tentang barang ini akan bersinggungan dengan hal-hal lain, seperti pajak negara, pengendara motor, hingga anak-anak. Dalam KBBI, perokok diartikan sebagai (orang) yang suka/aktif merokok. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), diperkirakan ada sekitar 70 juta perokok aktif di Indonesia, dengan 7,4% di antaranya merupakan remaja berusia 10-18 tahun.
Kerugian Negara Akibat Rokok
Banyak orang yang beranggapan dan berdalih bahwa rokok membantu negara lewat cukai yang dihasilkannya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, tetapi juga tidak dapat sepenuhnya dibenarkan tanpa mempertimbangkan aspek lain yang relevan. Faktanya, kerugian yang diakibatkan oleh konsumsi rokok jauh lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari cukainya.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Eva Susanti, menjelaskan bahwa pada tahun 2017 penerimaan dari cukai hasil tembakau tercatat sebesar Rp147,7 triliun. Namun, nilai kerugian ekonomi makro yang diakibatkan oleh konsumsi rokok diperkirakan mencapai Rp431,8 triliun.
Selain itu, terdapat 4,9 juta kasus penyakit akibat rokok yang menyebabkan 209.429 jiwa mengalami kematian pada tahun yang sama. Biaya kesehatan untuk menangani penyakit-penyakit tersebut, termasuk beban pada sistem jaminan kesehatan nasional, telah memperlihatkan dampak finansial yang sangat signifikan.
Baca Juga: FOPO Bisa Membegal Potensi Kamu
Rokok Bukan Hanya Aspek Finansial Semata
Kerugian ini tidak hanya berdampak pada aspek finansial dan kesehatan, tetapi juga dapat terlihat dalam kebiasaan sehari-hari yang sering kali mengganggu kenyamanan dan keselamatan orang lain. Kamu pasti pernah melihat seseorang merokok ketika berkendara, entah di motor maupun mobil. Menyebalkan bukan? “Chills, relax, and life~” barangkali itu yang ada di kepala mereka.
Padahal, pengendara yang merokok saat mengemudi dapat dikenakan sanksi sesuai dengan Pasal 283 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dalam pasal tersebut, disebutkan bahwa pelanggar dapat dijatuhi hukuman penjara maksimal tiga bulan atau denda hingga Rp750 ribu. Meski perilaku merokok tidak secara langsung disebutkan di pasal tersebut, tetapi tindakan merokok termasuk ke dalam hal yang bisa mengganggu konsentrasi.
Selain membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain, kebiasaan merokok juga membawa risiko serius bagi orang-orang di sekitar, termasuk anak-anak. Lalu, apakah anak-anak kebal dengan asap rokok? Jelas tentu tidak. Anak-anak memiliki antibodi yang belum sesempurna orang dewasa.
Hal ini kemudian menyebabkan mereka lebih rentan terkena berbagai penyakit, terlebih apabila terpapar asap rokok. Pernah dengar SIDS atau Sudden Infant Death Syndrome? Yupzie, kondisi ini mengakibatkan bayi meninggal secara mendadak tanpa diketahui penyebabnya, meskipun bayi tersebut sebelumnya tampak sehat. Meski penyebabnya masih tidak diketahui, salah satu hal yang meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini adalah second-hand smoker atau perokok pasif.
Baca juga: 3 Rekomendasi Film yang “I’ll Love You Till The Day That I Die”
Masih kurang? Okay. ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder juga ditemukan lebih banyak pada anak yang terpapar asap rokok. ADHD merupakan kondisi gangguan mental berupa perilaku impulsif dan hiperaktif. Pengidap ADHD biasanya kesulitan untuk berkonsentrasi.
Seberapa Bahaya Rokok?
Meski sudah jelas bahwa rokok berbahaya, tetapi kebiasaan orang-orang atau masyarakat dalam merokok bukanlah suatu hal yang mudah untuk dikendalikan. Rokok seakan atau mungkin memang telah menjadi benda wajib yang harus dibawa ke mana pun pergi, bahkan toilet sekalipun.
Padahal dalam satu batang rokok, terkandung lebih dari 4.000 jenis bahan kimia yang berbahaya bagi tubuh, 70 di antaranya berpotensi menyebabkan kanker. Sepertinya, tidak perlu memaparkan zat berbahaya apa saja yang ada di dalam rokok karena itu membosankan. Namun jika memaksa, 3 zat yang bisa disebutkan adalah nikotin, tar, dan benzena. Berikut sedikit uraian mengenai ketiganya.
Nikotin: Suatu zat stimulan yang dapat memperbaiki suasana hati dan meningkatkan konsentrasi. Inilah alasan mengapa sesuatu yang mengandung nikotin bisa memicu kecanduan.
Tar: Zat ini dapat mempersempit saluran udara kecil di paru-paru (bronkiolus) yang bertugas untuk menyerap oksigen. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai penyakit paru-paru, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan emfisema.
Benzena: Zat ini biasa ditemukan di dalam bahan bakar minyak (bensin). Paparan benzena dalam rokok dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia dan kondisi kelainan darah lainnya.
Itu hanyalah 3 dari 4.000 lebih zat berbahaya yang terdapat dalam satu batang rokok. Sisanya? Tanpa kamu mencari tahu sisanya, seharusnya kamu sudah bisa menyimpulkan seberapa berbahayanya benda yang menyebabkan 70% kematian akibat kanker paru-paru di dunia. Sampai sini, seharusnya seorang manusia dengan akal dan pikiran bisa paham mengenai bahayanya merokok.
Egosentris Perokok
Merokok bukanlah sesuatu yang dilakukan tanpa alasan-alasan tertentu. Setidaknya, seseorang pasti memiliki tujuan untuk merokok, seperti agar bisa bergaul dengan lingkungan (cih), terlihat keren (cih), serta pelarian dari masalah hidup. Secara general, Kemenkes memaparkan bahwa ada 8 faktor kenapa seseorang (masih) merokok, (1) tekanan sosial, (2) faktor genetik, (3) iklan dan media, (4) aksesibilitas, (5) kurangnya kesadaran tentang risiko kesehatan, (6) pengaruh keluarga, (7) gengsi sosial, serta (8) tidak tahu cara berhenti merokok. Dari kedelapan faktor tersebut, poin nomor (1), (3), (6), dan (7) bisa disebut sebagai faktor lingkungan.
Tentu, lingkungan bukanlah suatu hal yang bisa dikontrol sepenuhnya, tetapi setidaknya, (atau bahkan seharusnya) diri sendirilah yang harus mampu membuat batasan dan benteng terhadap hal-hal tertentu.
Baca juga: Rekomendasi Series Indonesia yang Bisa Kamu Tonton Lewat Youtube
Alasan yang paling mengecewakan adalah ketika seseorang merokok hanya demi terlihat keren. Jika merokok dianggap sebagai simbol, mungkin itu adalah simbol paradoks—mengorbankan kesehatan sendiri demi memenuhi standar yang tidak pernah benar-benar masuk akal.
Hal yang Tidak Pernah Terpikirkan
Bagaimana bisa seseorang berpikir bahwa merokok itu keren, sementara ratusan keluarga harus menanggung beban berobat seorang perokok (?) Pantaskah kita merasa bangga dengan merokok, sementara di luar sana ada seorang ibu hamil terpapar asap rokok yang kamu isap, lalu mungkin saja berpotensi menyebabkan anaknya lahir dengan paru-paru yang lemah, cacat, atau bahkan keguguran (?) Lalu, apakah ini menjadi sebuah solusi untuk lari dari masalah pribadi, atau justru menimbulkan masalah bagi orang lain (?)
Katanya, merokoklah dengan bijak. Omong kosong.
Tidak ada perokok bijak. Mereka hanya berlindung di balik omong kosong tersebut. Berhenti berbicara seolah merokok ‘sendirian’ itu bijak, bahkan ia tidak bijak terhadap dirinya sendiri, keluarga, dan orang-orang yang menyayanginya. Merokok bukan hanya permasalahan hari ini, tetapi juga esok hari, lusa, dan hari-hari seterusnya.
“Tapi gak pernah ada orang yang mati; pas lagi ngerokok.”
Entah bagaimana pemikiran seperti ini lahir. Rokok memang membunuhmu, itu adalah kenyataan dan fakta, tetapi bukan berarti satu isapan langsung menyebabkan kematian. Jika rokok tidak membunuh, tentu tidak mungkin benda ini bisa menjadi penyebab kematian akibat kanker paru-paru sebesar 70%.
Merokok tidak langsung membunuhmu, tetapi ia menyiksa tubuh dengan berbagai penyakit serta memperkeruh pikiran orang-orang yang menyayangimu. Bahkan, sekalipun hampir mati karena rokok, percayalah yang kesulitan adalah orang-orang yang peduli, bukan dirimu sendiri. Menyedihkan, bukan? ketika ternyata orang lain justru lebih peduli dibanding diri sendiri (cih.3)
“Kemenangan pertama dan terbesar adalah menaklukkan dirimu sendiri.”
– Plato
Percayalah, merokok tidak pernah menyelesaikan masalah apa pun.
Tulisan ini tidak akan menghentikan siapa pun untuk merokok. Sejatinya, mereka sendiri yang bisa melakukannya dengan berbagai tujuannya masing-masing. Termudah, untuk keluarga.
Penulis: Hilmi Aziz Rakhmatullah
Editor: Aulia Aziz Salsabilla
Referensi:
Alodokter. 9 Bahaya Merokok bagi Kesehatan Tubuh.
Apa itu ADHD? Gejala, Penyebab & Pengobatan – Halodoc.
Ayo Sehat Kemkes. Dampak Buruk Rokok Bagi Perokok Aktif dan Pasif.
Halodoc. Kenali 10 Bahaya Merokok yang Merusak Tubuh.
Kenali Bahaya Asap Rokok bagi Anak – Alodokter.
Komite Nasional Pengendalian Tembakau. Angka Kematian Akibat Rokok Naik.
Menkes: Beban kesehatan negara akibat rokok lebih gede dari pendapatan – ANTARA News.
Rumah Sakit Universitas Indonesia – Rokok dan Dampaknya pada Kesehatan Anak.
Sehat Negeriku Kemkes. Perokok Aktif di Indonesia Tembus 70 Juta Orang, Mayoritas Anak Muda.
Sudden Infant Death Syndrome (SIDS): Symptoms and Prevention.
Yankes Kemkes. Perokok Muda: Mengungkap Faktor-Faktor yang Mendorong Remaja untuk Merokok.