Pemilu pilpres 2024 melahirkan istilah-istilah gaul yang populer dan masih diperbincangkan hingga saat ini. Di balik sorotan arena politik dan panggung debat pilpres yang kala itu sempat memanas, lahirlah istilah-istilah gaul (slang) yang di beberapa kalangan masih menjadi istilah asing dan membingungkan. Berawal dari istilah “Omon-omon” hingga “All in…”, beberapa istilah tersebut telah menjadi bahan diskusi hangat di kalangan netizen, terutama di media sosial seperti TikTok dan X, namun seringkali masih keliru dipahami. Jadi, apa saja istilah-istilah yang hype di kalangan netizen? Mari, simak satu per satu penjelasan berikut!
1. Angin Gak Punya KTP
Istilah “Angin gak punya KTP” sempat viral di kalangan netizen yang diambil dari bahasa sehari-hari untuk menggambarkan sesuatu yang tidak memiliki kekuatan atau legitimasi. Netizen yang nyinyir seringkali menggunakan istilah tersebut untuk mengejek atau merendahkan lawan politik yang dianggap tidak populer di kalangan masyarakat.
Namun sebetulnya, istilah tersebut merupakan metafora yang merujuk pada keadaan politik. Dimana seorang kandidat yang terpilih dianggap tidak memiliki kredibilitas dan dukungan kuat dari masyarakat. “Angin gak punya KTP” secara harfiah berarti bahwa entitas yang tidak berwujud tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP), yang menunjukkan bahwa entitas tersebut tidak memiliki kehadiran yang nyata atau signifikan dalam masyarakat.
2. Greenflation
Greenflation merupakan istilah dari dua gabungan kata yaitu “green” yang merujuk pada lingkungan dan “flation” yang berasal dari kata inflasi. Istilah ini digunakan masyarakat dan atau para netizen untuk menyuarakan kekhawatiran mereka tentang kemungkinan munculnya inflasi yang berasal dari kebijakan pemerintah.
Masyarakat menggunakan istilah tersebut karena adanya kandidat yang mengusulkan kebijakan mengenai perbaikan lingkungan yang dibaliknya terdapat kekhawatiran lain yang dapat menyebabkan inflasi karena biaya produksi tinggi.
Baca juga: Mengulas Keculasan Pemilu 2024 dalam Film “Dirty Vote”
3. Omon-omon
Istilah ini dilontarkan oleh salah satu paslon ketika debat pilpres, Prabowo Subianto yang kala itu sedang menjawab argumen dari Anies Baswedan. Istilah “Omon-omon” yang dilontarkan oleh Prabowo memiliki makna yang sama dengan “omong-omong”. Namun, seperti yang dilansir dari IDNTimes.com, “omon-omon” merupakan istilah yang berasal dari Uzbekistan yang berarti ‘jaga keselamatan’.
4. Ketua Penguin
Istilah “Ketua penguin” merupakan lelucon atau sindiran yang muncul di masyarakat, terutama di media sosial. “Ketua penguin” mengacu pada orang yang dingin, kaku, atau tidak fleksibel, seperti gerakan kaku dan teratur penguin.
Istilah ini berasal dari sebuah meme atau lelucon yang menyoroti ketidakmampuan seseorang, terutama pemimpin atau tokoh politik, untuk beradaptasi atau bertindak sesuai dengan situasi dengan cepat. Kemudian, istilah ini mungkin digunakan secara luas dalam percakapan sehari-hari atau di media sosial sebagai cara untuk mengejek atau mengkritik sikap atau perilaku yang dianggap kaku atau tidak responsif. Istilah ini mungkin juga digunakan dalam debat pilpres 2024 untuk mengkritik pemimpin atau kandidat yang dianggap terlalu formal atau tidak responsif.
5. All in Prabowo
“All in Prabowo” merujuk pada taktik atau cara yang digunakan oleh pendukung Prabowo Subianto selama debat pilpres 2024. Salah satu politikus Indonesia yang telah beberapa kali mencalonkan diri sebagai presiden adalah Prabowo Subianto.
Dalam konteks debat pilpres, “All in Prabowo” menunjukkan kesetiaan atau komitmen yang kuat dari mereka yang mendukung Prabowo Subianto. Mereka sepenuhnya mendukung semua keputusan atau strategi yang digunakan selama debat. Dalam permainan kartu poker, istilah “All in” sering digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang bertaruh untuk semua atau aset mereka dalam satu permainan, menunjukkan tingkat komitmen yang tinggi.
Istilah ini mungkin berasal dari praktik politik Indonesia, di mana pendukung politik sering menunjukkan dukungan mereka dengan cara yang keras dan militan, terutama dalam hal pilpres. Selama debat pilpres, frasa “All in Prabowo” dapat digunakan untuk merujuk pada pendukung Prabowo Subianto yang mendukung sepenuhnya dan tanpa syarat setiap pernyataan atau tindakan yang dia lakukan, tanpa mempertimbangkan argumen atau pendapat lawan.
Namun, perlu diingat bahwa istilah-istilah ini kemungkinan besar lebih merupakan ungkapan populer atau lelucon yang digunakan oleh pendukung daripada istilah resmi yang digunakan dalam politik.
Baca juga: Keambiguitasan Pesan Teks dalam Teori Semiotik Roland Barthes
Penulis: Icha Nur Octavianissa
Editor: Fitri Nurul