Ke Mana Perginya Limbah Properti Pergelaran Satrasia 2024?

Awut-awutan, kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi limbah properti Pergelaran Satrasia 2024. Sehari setelah acara tahunan yang diselenggarakan Mahasiswa Satrasia 2022 usai, barang tak menyenangkan pandangan orang yang berlalu-lalang itu berkumpul di dua titik, yaitu samping Gedung Amphiteater dan Gedung PKM UPI.

Pak Mumu selaku petugas Gedung PKM menyampaikan, “Barang-barang itu tidak enak dilihatnya karena acak-acakan.” Ia pun lanjut menyampaikan ultimatum; jika dalam waktu satu minggu properti tersebut tidak dikelola oleh penyelenggara, eksekusi akan dijalankan dengan sukarela agar sekitar Gedung PKM kembali bersih dan rapi.

Kumpulan Properti Pergelaran Satrasia 2024 pada Selasa (28/5) di Gedung Amphiteater dan PKM, UPI. (Foto: Literat/Labibah)

Saat pertanyaan terkait rencana pengelolaan limbah properti dilayangkan, beberapa kelas yang menyelenggarakan Pergelaran Satrasia 2024 meresponsnya dengan kebingungan; tidak ada rencana yang pasti. Namun, langkah taktis yang akan mereka lakukan ialah memilah properti dalam dua kategori. Pertama, menyimpan atau menghibahkan properti yang masih layak guna. Kedua, menjual atau membuang properti yang tidak layak guna.

Baca juga: Pergelaran Itu Cuma 4 SKS

Sebagai contoh, pergelaran At-Tin Nna Labrador yang memenangkan nominasi “Properti Terbaik” pada Malam Apresiasi mempunyai rencana untuk pengelolaan limbah properti. Fendra Alfiano, selaku Pimpinan Produksi kelas Nondik 4A (Pujangga Sirkus), menjelaskan bahwa beberapa properti tangan dibawa oleh para aktor sebagai kenang-kenangan, misalnya topeng hewan dan kalung pentakel. Akan tetapi, properti panggung yang sekali pakai seperti gubuk berencana akan dibongkar dan dibuang.

Topeng Hewan dan Kalung Pentakel pada Pementasan Drama “At-tin Nna Labrador” pada Jumat (24/5) di Amphiteater, UPI. (Foto: Pujangga Sirkus)

“Selain memilah barang mana yang masih bisa disimpan atau tidak, kami juga menghimpun limbah-limbah ini agar mudah untuk dikelola nantinya. Misalnya untuk jerami kami ikat semua agar tidak berserakan,” tuturnya ketika ditanya terkait pengelolaan limbah properti.

Tindakan Pujangga Sirkus yang didasari oleh inisiasi kolektif  itu merupakan langkah taktis yang tepat. Sebelum memutuskan untuk membuang properti yang tidak layak guna, mereka bertanggung jawab untuk menghimpun limbah properti agar tidak berserakan sampai tiba waktunya proses pemilahan. Lalu, bagaimana langkah strategis yang seharusnya dilakukan?

Jangan Ada Lagi Pemakluman untuk Prodi dalam Pergelaran Satrasia Selanjutnya

Pertanyaan di atas kiranya dapat dijawab oleh judul subbab ini. Benar, jangan lagi beri pemakluman untuk prodi atas kewajiban yang harus mereka tunaikan. Salah satunya adalah memfasilitasi penyelenggaraan acara tahunan bernama Pergelaran Satrasia untuk merespons mata kuliah Pergelaran Sastra. Memfasilitasi di sini tidak hanya berfokus pada pemberian dana semata, lalu dengan perlahan melepas tangan.

Terasa sekali ketidaksiapan prodi dalam menyambut pergelaran dari tahun ke tahun. Tahun ini, bukti nyata itu tampak dengan adanya kebingungan mahasiswa mengelola limbah properti pergelaran. Hal itu dapat dihindari jika saja prodi melakukan pengarahan pasca pergelaran secara mendalam. Limbah bukanlah hal yang sepele. Sebuah langkah strategis perlu dirancang sebagai tindakan preventif. Beberapa praktisi yang terlibat dalam pergelaran  memberikan rekomendasi sekaligus solusi atas masalah tersebut. 

Baca juga: Menyoal Pendampingan Senior Dalam Pergelaran Sastra 2020

Ruang Khusus serta Pemeliharaan dan Penyimpanan Properti Layak Guna

Pertama, prodi perlu menyediakan ruangan khusus sebagai gudang properti agar membantu pemeliharaan dan penyimpanan barang bekas pergelaran dengan lebih teratur dan efisien. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi kekacauan yang mungkin akan terjadi lagi di sekitar Gedung Amphiteater dan Gedung PKM setelah acara usai.

Kedua, penggunaan kembali material properti yang masih layak guna. Tiara Razak, yang merupakan salah satu praktisi, menyarankan bahwa properti bekas pergelaran dapat dikelola agar dapat dimanfaatkan oleh angkatan selanjutnya. Kelak, nantinya mereka dapat menekan anggaran karena telah memiliki tambahan bahan material guna membuat properti.

Menunjang Properti Acara Tahunan Pergelaran Satrasia serta Kolaborasi bersama Hima Satrasia

Ketiga, selain menyediakan ruang penyimpanan, Prodi Pendidikan maupun Non Kependidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI harus melengkapi properti agar mengurangi anggaran pergelaran.

“Pergelaran tuh acara tahunan, lebih baik kalau Satrasia itu punya lighting, backdrop, wing, termasuk juga pengelolaan properti. Semua itu harus difasilitasi sama prodi, karena ini bagian dari matkul,” tutur Tiara Razak dengan tegas.

Dengan adanya properti yang lengkap, prodi tidak hanya mendukung kegiatan akademik yang lebih baik, tetapi juga dapat menghemat anggaran yang dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain. Jika rekomendasi ini direalisasikan, diharapkan anggaran yang tersedia nantinya dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan agenda lain dalam pergelaran.

Keempat, berkolaborasi dengan Hima Satrasia untuk membantu realisasi rekomendasi di atas. Langkah itu bertujuan untuk memperkuat koordinasi antara prodi dan mahasiswa sehingga pengadaan dan pengelolaan properti pergelaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Eksistensi Hima Satrasia sebagai perwakilan penampung dan penyalur aspirasi tentu akan lebih memahami kebutuhan mahasiswa. Dengan begitu, diperlukan sinergi antar seluruh pihak untuk memastikan kesesuaian properti dengan kebutuhan pergelaran.

Selain itu, kolaborasi tersebut juga akan meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mahasiswa terhadap pergelaran karena mereka ikut serta dalam proses pengelolaan properti. Jadi, bukan hanya prodi yang bertanggung jawab, melainkan mahasiswa dapat pula berperan aktif dalam menciptakan pergelaran sesuai kebutuhan dan keinginan mereka. 

Baca juga: Kurikulum yang Tidak Dapat Dimaklum

Langkah-langkah strategis yang telah direkomendasikan di atas akan membawa cita-cita Pergelaran Satrasia di masa depan supaya lebih terorganisir, ramah lingkungan, dan tetap menjadi ajang apresiasi sastra yang membanggakan bagi semua pihak. Komitmen bersama mampu menjadikan Pergelaran Satrasia selanjutnya mencapai kualitas yang lebih baik dan berkelanjutan.

Penulis: Labibah
Editor: Fitri Nurul