Sastra telah mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan kemajuan teknologi digital. Kemajuan teknologi menyebabkan fenomena baru dalam dunia sastra. Salah satu fenomena sastra yang menarik saat ini ialah kehadiran Alternate Universe (AU).
Kehadiran AU mendapat beragam respons dari masyarakat. Dheka Dwi Agustiningsih, S.S., M.Hum., selaku dosen sekaligus penggiat sastra ikut memberikan pandangannya, “Dalam era media digital yang maju, cara kita memproduksi dan mengonsumsi sastra telah mengalami perubahan signifikan. Pemanfaatan teknologi digital memungkinkan AU untuk menciptakan pengalaman membaca yang lebih interaktif dan menarik. Saat ini AU dapat menjadi jembatan bagi remaja dalam menumbuhkan minat baca dan berkarya.”
Meskipun AU menceritakan kisah yang dibuat berbeda dari versi aslinya, tetapi kamu tentu masih bimbang apakah AU dapat digolongkan sebagai genre sastra atau bukan. Menurut Dheka, AU lebih tepat dikategorikan sebagai bagian dari sastra digital. Meskipun konsep sastra digital masih terbilang kabur, tetapi dapat dilihat bagaimana aspek-aspek sastra digunakan dalam konteks yang disediakan oleh komputer. AU dapat dianggap sebagai inovasi dan kreativitas dalam memanfaatkan kemampuan teknologi digital untuk menciptakan pengalaman sastra yang unik dan berbeda.
Berdasarkan praktiknya, sastra digital berbanding terbalik dengan sastra tradisional. Dalam sastra tradisional, kita terbiasa dengan tulisan yang statis di atas kertas. Namun, dengan AU, cerita dapat hidup dan berinteraksi dengan pembaca melalui elemen digital yang ditambahkan. Ini membuka arah baru dalam praktik sastra dan memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pembaca. Terlebih lagi, AU dapat digunakan dalam pembuatan karya sastra eksperimental.
Baca juga: Puisi dengan Teknologi: Proses Kreatif Membuat Puisi Menggunakan AI
Penulis dapat menciptakan karya yang menggabungkan teks dengan elemen-elemen Augmented Reality atau AR, seperti gambar, video, ataupun suara untuk menciptakan pengalaman membaca yang unik dan inovatif. Hal ini memungkinkan penulis untuk mengeksplorasi batas-batas tradisi sastra dan menciptakan karya yang lebih interaktif dan multidimensional. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan AU dalam sastra juga memiliki tantangan dan pertimbangan yang perlu diperhatikan. Misalnya, penggunaan teknologi ini haruslah relevan dan tidak mengganggu esensi dari karya sastra itu sendiri. Selain itu, aksesibilitas juga menjadi faktor penting, sehingga penggunaan AU tidak boleh membatasi akses bagi pembaca yang tidak memiliki perangkat atau koneksi internet yang memadai.
Dalam kesimpulannya, sastra dengan AU merupakan perkembangan menarik dalam dunia sastra yang memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan pengalaman membaca yang lebih interaktif dan menarik. Sastra digital dengan AU bukan hanya sekadar sastra populer, tetapi telah menjadi bagian penting dalam dunia sastra. Sastra dengan AU menunjukkan potensi besar dalam menggabungkan teknologi dengan kreativitas sastra.
Meskipun bukan genre sastra dalam arti tradisional, AU dapat menjadi alat yang berharga dalam memperkaya pengalaman membaca dan menarik minat pembaca, terutama generasi yang tumbuh dengan teknologi digital. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa AU memiliki potensi besar untuk mengubah pemikiran kita dalam memahami dan mengapresiasi sastra. Di masa mendatang, kita dapat melihat bagaimana AU akan terus mengubah dan memperkaya dunia sastra.
Penulis: Meidita Sari
Editor: Mahmudah Salma Nur Iftikhar