Sore itu langit sekitar Bumi Siliwangi tampak mendung. Sekumpulan mahasiswa Prodi Film dan Televisi sibuk berlalu-lalang menyiapkan Open Air Cinema. Ini merupakan acara pembuka Bandung International Student Film Festival 2023 (BISFF 2023) yang diselenggarakan pada tanggal 15-22 September 2023.
Tepat di dekat pohon beringin Taman Partere, layar putih besar disiapkan menjadi background pemutaran film seluloid milik Persatuan Layar Tancap Bekasi (PLTB). Tangga Partere dijadikan kursi yang dapat menampung lebih dari 200 penonton. Acara dimulai beberapa saat setelah azan magrib berkumandang.
Bang Udo selaku Kaprodi Film dan Televisi UPI secara singkat memberikan sambutan terkait open air cinema atau biasa dikenal dengan layar tancap merupakan sebuah budaya perfilman masyarakat Indonesia di tahun 70-an. Dengan diselenggarakannya layar tancap malam itu, ia berkata “ini merupakan sebuah nostalgia di masa kini”.
Kemudian, Anggy selaku Manager Program BISFF 2023 dalam sambutannya menyatakan bahwa acara ini awalnya dibuat untuk merespons mata kuliah film festival sekaligus menghadirkan kembali festival film bagi mahasiswa di Bandung yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19.
Layar tancap dipilih sebagai pembuka karena dirasa akan menarik banyak perhatian mahasiswa serta merayakan kehadiran kembali BISFF. Pemutaran film ini menggunakan seluloid sebagai medianya supaya memberikan pengalaman baru dan menarik bagi penonton dari berbagai kalangan. Terdapat 2 judul film yang disuguhkan, yaitu “Catatan Si Boy IV” dan “Pandir”.

Cuplikan Film “Catatan Si Boy IV”
Menariknya, tidak ada popcorn malam itu sebagai teman menonton film. Namun, panitia menyediakan tenda bagi pedagang baso bakar dan baso tahu yang sering berjualan di sekitar kampus Bumi Siliwangi. Terlihat ketika sebelum film dimulai, gerobak sederhana mereka dikerubungi oleh penonton yang menjadikan makanan tersebut cemilan pengganti popcorn.
“Kita mau kasih experience ga hanya sekadar nonton, tapi juga bisa sambil makan. Bukan popcorn, tapi kita mendatangkan pedagang dari luar untuk sharing kebahagian bersama,” jelas Anggy.

Pedagang Baso Bakar di Open Air Cinema BISFF 2023
Saat berlangsungnya pemutaran film, terdapat kendala teknis yang terjadi seperti beberapa kali film tiba-tiba mati. Kendala tersebut terjadi karena kurangnya pembacaan panitia terkait ketersediaan listrik di Taman Partere. Hal itu menjadi catatan penting untuk acara serupa ke depannya.
Meski terdapat kendala, salah satu penonton memberikan kesan setelah menyaksikan film di Open Air Cinema BISFF 2023. “Seru banget! Menariknya pas film “Pandir”, soalnya waktu nonton aku notice bahasanya itu dari Sumatera Selatan dan setelah aku search ternyata memang betul dan aku sendiri asal Palembang. Jadi merasa menemukan hal baru mengenai culture aku,” ujar Tyara mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris UPI.
Hadirnya acara ini memberikan banyak harapan, khususnya bagi Anggy. “Pertama untuk teman-teman sineas film khususnya mahasiswa bisa mengaktivasi film layar tancap yang dapat menjadi ruang diskusi. Selanjutnya, kita bisa melakukan kolaborasi bareng ke depannya dengan berbagai pihak untuk menciptakan goals baru,” ungkapnya dengan bersemangat.
Selesainya penayangan film layar tancap malam itu menjadi permulaan bagi rangkaian acara BISFF 2023 selanjutnya. Semoga adanya acara ini memunculkan semakin banyak ruang kreatif khususnya bagi sineas film Indonesia.
Penulis: Siti Labibah Fitriana
Editor: Alma Fadila Rahmah
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Lawas untuk Temani Liburan Kalian!