Pada hari Jumat (10/2), Hima Satrasia FPBS UPI sukses menyelenggarakan kegiatan bedah buku sebagai salah satu program kerja tahun ini. Kegiatan tersebut mengundang M.R. Pangestu sebagai penulis buku dan Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. sebagai pembicara.
Buku berjudul “Terlalu Cinta” merupakan karya yang terpilih untuk dibedah pada kegiatan kali ini. Buku tersebut ditulis oleh Mochamad Rizky Pangestu D., Madepdik Satrasia angkatan 2021 dengan nama pena MR (Mister) Pangestu.
Pada awalnya, saya menyayangkan pemilihan buku yang akan dibedah oleh panitia, hal ini dikarenakan panitia beralasan tidak ingin mencari terlalu jauh. Menurut saya, kegiatan bedah buku ini seharusnya membedah suatu buku yang benar-benar menarik untuk dibedah, bukan hanya sekedar buku roman picisan saja.
“Aku gamau nyari terlalu jauh, karena aku rasa kegiatan Hima tuh sedikit yang ikutnya. Mungkin, bisa aja kita ngambil dari orang terdekat dulu yang punya teman banyak, kaya temen aku (M.R. Pangestu),” ucap Ketua Pelaksana Bedah Buku Hima Satrasia 2023, Mahmudah Salma.
Namun, pada sesi pembedahan buku, pembicara menurut saya mampu membedah buku dengan sangat efektif mulai dari penjelasan mengenai berbagai jenis cinta berdasarkan pengertian Plato hingga pembahasan mengenai sastra populer. Saya mengira pada awalnya kegiatan bedah buku ini hanya akan meresensi sebuah buku. Akan tetapi, pembicara rupanya juga memberikan beberapa kritik dan saran bagi sang penulis.
Pembahasaan mengenai sastra populer oleh pembicara menjadi bagian yang cukup menarik. Pembahasan ini diawali menyoal sastra populer yang terkadang dianggap sebelah mata. Penulis pun setuju dengan pendapat pembicara mengenai apa yang dijual dalam buku ini di tengah maraknya karya-karya sastra populer.
“Saya lebih memainkan alur di trilogi ini, jadi alurnya saya buat sedemikian rupa dan itu yang saya harapkan bisa dinikmati oleh pembaca,” jawab penulis, M.R. Pangestu.
Terlepas dari beberapa kekurangan yang ada, kegiatan ini mendapat berbagai respon positif dari peserta maupun penulis buku itu sendiri, M.R. Pangestu. Kegiatan ini jelas menjadi sebuah ruang apresiasi bagi karya-karya Madepdik Satrasia.
“Sebuah acara yang memang sangat bermanfaat dan membangkitkan semangat kepenulisan,” ucap Maruta, salah satu peserta kegiatan Bedah Buku.
Selain menjadi wadah dan ruang apresiasi bagi Madepdik Satrasia, kegiatan ini barangkali juga dapat menjadi salah satu langkah awal guna membangkitkan semangat Madepdik Satrasia untuk terus berkarya dan berkreasi.
Baca juga: Menyambut Musyawarah Mahasiswa, Hima Satrasia Hadirkan Program Kerja “Seru-Seruan” di Akhir Pekan
Penulis: Reihan Adilfhi
Editor: Afifah Dwi