KRISIS ADVOKASI DI FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA

Oleh Senna Malinda

Rabu (27/11), Pencerdasan Advokasi diselenggarakan di Plaza PKM UPI. Peserta kegiatan ini merupakan mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. Kegiatan ini diadakan oleh Subbidang Partisipasi Sosial Politik Mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia.

Pencerdasan Advokasi bertujuan untuk memberikan pengetahuan mendalam tentang advokasi. Advokasi adalah proses pendampingan. Hal ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang banyak terjadi di kalangan mahasiswa. Peserta yang mengikuti kegiatan ini diharapkan dapat melakukan advokasi, seminimal mungkin dirinya sendiri.

“Pencerdasan advokasi hadir sebagai salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tentang pendampingan kemahasiswaan,” ujar Daffa Amaanullah Prayitno selaku Kasubbid Parsos Polmawa.

Pematerian diberikan oleh Khoiri Setiawan selaku pegiat pergerakan mahasiswa. Pematerian berjalan dengan efektif, tidak terlalu serius, tetapi juga tidak terlalu penuh candaan. Pembawaan Khoiri sebagai pemateri yang santai, mampu mencairkan suasana yang tadinya begitu serius.

“Dewasa ini, begitu banyak permasalahan yang terjadi di lingkungan kampus, baik yang terjadi pada mahasiswanya maupun kampusnya itu sendiri. Lalu apakah advokasi itu penting bagi kita sebagai mahasiswa? Apakah perlu kita mengetahui bagaimana cara mengadvokasi diri sendiri dan lebih jauhnya mengadvokasi teman kita?” ucap Khoiri membuka pematerian.

Dari sana, ia menjawab bahwa mahasiswa seharusnya mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya di kampus. Khoiri juga menjelaskan “apa itu advokasi dan tujuannya”.

“Advokasi adalah sebuah proses pendampingan, dengan kata lain, advokasi adalah tentang bagaimana usaha kita menyelesaikan masalah. Advokasi terlahir dari kesempurnaan yang cacat. Hal yang penting dari tujuan advokasi adalah kepentingan siapa yang kita bawa karena kita sebagai pendamping,” tegas Khoiri.

Inti pematerian yang diberikan oleh Khoiri Setiawan adalah memberikan pengetahuan tentang advokasi itu “apa”. Lebih dalam juga, pematerian ini diadakan dengan harapan: mahasiswa yang memiliki masalah mampu memecahkannya. Lebih dari itu, membantu mahasiswa lain yang tengah dihadapkan dengan permasalahan, baik akademik maupun non-akademik. Output dari kegiatan ini adalah terbentuknya tim advokasi yang bergerak di lingkungan FPBS. Tim advokasi ini bertugas untuk melakukan kajian secara matang, seperti melakukan advokasi kepada mahasiswa lainnya. Pemateri juga memberikan tips “bagaimana kita sebagai mahasiswa menghadapi permasalahan yang hadir baik di departemen maupun fakultas”, khususnya di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra.

Permasalahan hadir dari sebuah kepentingan yang tidak terpenuhi. Advokasi hadir sebagai jalan penyelesaian masalah tersebut. Kegiatan ini melahirkan tim advokasi yang diharapkan mampu menyelesaikan setiap permasalahan pada mahasiswanya. Kegiatan ini diakhiri dengan terbentuknya tim advokasi itu sendiri.

Baca juga: Bincang Santai Akademik Perihal Karya Sastra