Seminar ABR (Art-Based Research): Membangun Semesta Fiksi Dari Riset Akademik

Penerbit Beranda dari kelompok Intrans Publishing menyelenggarakan sebuah seminar ABR (Art-Based Research) pada tanggal 26 Juli 2023 pukul 15.00-17.00 WIB secara daring via Zoom Meeting. ABR atau Art-Based Research adalah sebuah penelitian berbasis seni yang berfokus pada pembuatan karya kreatif sebagai sarana penyelesaian studi pendidikan di jenjang sarjana, pascasarjana, maupun doktoral. Penamaan ABR sendiri berbeda-beda tergantung konteksnya ada yang menyebutnya sebagai FBR (Fiction Based Research), Artografi, ABER (Art-Based Educational Research), dan masih banyak lagi.  

Seminar bertajuk Diskusi Buku Temporary Papa ini menghadirkan pembicara andal seperti Dr. Sumiyadi, M.Hum. selaku peneliti dan dosen FPBS UPI, Dr. Ari Ambarwati, M.Pd. selaku peneliti dan dosen FKIP UNISMA, serta Maurinta selaku penulis novel Temporary Papa.  Penerbit Beranda memimpin perkenalan para pembicara di awal segmen. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian isi novel Temporary Papa oleh sang penulis, pemaparan materi mengenai ABR (Art-Based Research) oleh Dr. Sumiyadi, M.Hum. dan Dr. Ari Ambarwati, M.Pd., hingga sesi diskusi yang menjadi bagian penutup dari seminar kali ini. 

Dalam kesempatannya, Penerbit Beranda mengajak 45 peserta seminar dari berbagai kalangan untuk membahas sebuah topik menarik, yaitu bagaimana mengolah riset akademik menjadi sebuah karya seni. Inilah yang dimaksud dengan penggunaan ABR menjadi sebuah fiksi. Namun, penggunaan ABR sebagai sarana penyelesaian studi masih belum berkembang pada program studi humaniora, padahal kurikulum merdeka memberikan sebuah pilihan lain selain skripsi, tesis, ataupun disertasi dalam menyelesaikan studi dengan membuat sebuah karya kreatif. 

“Perkembangan ABR untuk saat ini baru ada di prodi-prodi seni saja, padahal prodi humaniora seperti Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia memiliki peluang dengan membuat karya-karya sastra,” ungkap Sumiyadi, selaku pemateri ABR dalam seminar ini. Penggunaan ABR sebagai sarana penyelesaian studi tidak serta-merta membuat sebuah karya saja, akan tetapi perlu adanya proses perencanaan, pelaksanaan, dan juga pelaporan seperti buku novel Temporary Papa yang ditulis oleh Maurinta yang merupakan alumni S1 dan S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI.

Novel Temporary Papa sejatinya ditulis berdasarkan tesis Maurinta yang berjudul Representasi Toleransi dalam Kumpulan Cerpen Bukan Perawan Maria Karya Feby Indirani dan Pemanfaatannya untuk Penyusunan Buku Pengembangan Kepribadian. Dalam novelnya, beliau menghadirkan sudut pandangnya tentang arti sebuah toleransi. Maurinta juga bercerita mengenai kesulitannya selama pembuatan novel Temporary Papa ini, “Banyak banget tantangan yang saya lewati dari penulisan buku ini, di mana salah satu yang paling saya ingat adalah ketika saya mencari penilai sastra, di mana banyak dari mereka tidak benar-benar membaca buku yang saya buat ini,” ungkap Maurinta.

Kisah perjuangan Maurinta dalam menyelesaikan bukunya membuat Ibu Dr. Ari Ambarwati, M.Pd. berdecak kagum, pasalnya Maurinta adalah salah satu dari sekian banyak penyandang tunanetra yang telah lama berkecimpung dalam bidang kesusastraan. Sejak kuliah Maurinta aktif dalam membuat karya-karya sastra. Maurinta juga merupakan seseorang yang aktif di dunia modeling ataupun kecantikan. Beliau pernah menjadi Student Ambassador produk Mashko Skincare dan menjadi Brand Ambassador Ucool WeCool.  “Saya sangat bangga sekaligus kagum dengan Maurinta yang bahkan dengan keadaannya yang istimewa ini mampu membuat sebuah karya yang bagus, bahkan lebih bagus dari apa yang pernah saya buat,” ungkap Ari. 

Seminar ABR (Art-Based Research) berjalan dengan cukup baik. Antusiasme peserta seminar sangat terlihat jelas dari banyaknya pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi berlangsung. Selain itu, penyelenggaraan seminar ini mendapatkan respons yang positif dari para peserta seminar. “Sangat menyenangkan bisa mengikuti seminar ini, saya mendapatkan wawasan baru mengenai bagaimana lebih berkreasi dalam menciptakan sebuah karya,” ungkap narasumber A.A. Hal tersebut sesuai dengan keinginan Sumiyadi yang berharap agar seminar ini dapat memberikan wawasan baru terhadap alternatif penyelesaian studi mahasiswa. Beliau juga berpesan agar mahasiswa terus mengikuti berbagai macam seminar untuk memperluas wawasannya. Kedepannya, beliau berkeinginan untuk membuat sebuah komunitas penelitian berbasis seni guna mendiseminasikan ABR (Art-Based Research).   

Iman yang mendewasakan adalah fanatisme dan sikap konservatif terlepas dari kelopak bunga” -Maurinta, 2023

Penulis: Muhammad Raihan

Editor: Mahmudah Salma Nur Iftikhar

Baca juga: Keliling Dunia Bermodalkan Penulisan Kreatif