Bandung, (17/1) — Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menggelar sosialisasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara hybrid pada tanggal 17 Januari 2025. Acara ini dikhususkan bagi mahasiswa angkatan 2022 yang kini telah memasuki semester enam, dengan menghadirkan empat narasumber. Kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman komprehensif mengenai pelaksanaan MBKM, termasuk teknis pendaftaran dan pelaksanaan magang.
Acara tersebut dihadiri oleh Dr. Tedi Permadi, M.Hum., selaku Kaprodi Bahasa dan Sastra Indonesia UPI; Dr. Jatmika Nurhadi, M.Hum., Kepala UPI Press; Ika Lestari Damayanti, M.A., Ph.D.; dan Undang Sudana, M.Hum. Sosialisasi ini dipandu oleh Buyung Firmansyah, M.Pd., sebagai moderator, dengan Dr. Yostiani Asmi Harini, M.Hum., sebagai pewara.
Pelaksanaan Teknis MBKM
Dr. Tedi Permadi, M.Hum., menjelaskan teknis pelaksanaan MBKM yang mencakup sejumlah tahapan penting. Ia menekankan bahwa program ini wajib dilaksanakan pada semester genap, dimulai pada tanggal 1 Februari 2025. Mahasiswa diwajibkan melapor ke Program Studi untuk mendapatkan surat pengantar, kemudian mengajukan permohonan resmi ke fakultas. Setelah diterima di tempat magang, mahasiswa diminta mencatat semua kegiatan harian dalam log book sebagai bagian dari laporan akhir.
Dr. Tedi Permadi, M.Hum., menambahkan bahwa hasil kegiatan MBKM nantinya akan dikonversi menjadi 20 SKS, mencakup beberapa mata kuliah, seperti Berpikir Kritis dan Kreatif, Komunikasi dan Kerjasama Tim, serta Keterampilan Manajerial dan Kewirausahaan.
Baca Juga: Audiensi dan Mimbar Bebas: Mahasiswa Tuntut Transparansi dan Keadilan dalam Penetapan UKT
Peluang Magang di Balai Bahasa
Ika Lestari Damayanti, M.A., Ph.D., memaparkan peluang magang di Balai Bahasa UPI. Menurutnya, magang di lembaga tersebut terbuka untuk mahasiswa aktif dengan durasi empat bulan, dimulai pada bulan Februari hingga Juni. Jam kerja magang dijadwalkan pada hari Senin hingga Jumat dengan sistem shift selama delapan jam per hari.
Program magang di Balai Bahasa mencakup berbagai bidang, seperti pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA), Bahasa Inggris, Korea, dan Jepang. Mahasiswa yang mengikuti program ini akan dilibatkan dalam proses pengajaran, pendampingan guru, observasi, serta penyusunan materi pembelajaran. Selain itu, mereka juga dapat memilih divisi administrasi untuk mengelola kelas, desain grafis, atau manajemen media sosial, serta front office yang bertanggung jawab atas layanan informasi dan literasi digital.
Divisi lain yang ditawarkan adalah sebagai editor di IJAL (Indonesian Journal of Applied Linguistics), yang berfokus pada editorial tata bahasa dan referensi. Hanya saja, untuk bergabung ke divisi IJAL perlu menyertakan sertifikat dan skor EPT (English Proficiency Test) yang memadai. Misal, TOEFL (Test of English as a Foreign Language) dengan skor minimal 550 termasuk kualifikasi divisi IJAL.
Eksplorasi Editing di UPI Press
Narasumber selanjutnya ialah Dr. Jatmika Nurhadi, M.Hum., memaparkan tentang peluang magang di UPI Press. Ia menjelaskan bahwa program ini sangat cocok bagi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mengambil mata kuliah Penyuntingan. Jadwal magang di UPI Press tergolong fleksibel, sehingga mahasiswa dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan akademik.
“Mahasiswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga diberi kesempatan untuk mengeksplorasi proses editing, termasuk mengoperasikan mesin cetak dengan bimbingan staf,” ungkap Dr. Jatmika, Minggu (17/1/2025). Ia berharap pengalaman ini dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam bidang penerbitan.
Baca Juga: Mencatat Akhir dari Sejarah Panjang Kampung UKM
Peringatan Kaprodi: Waspada Eksploitasi Ketenagakerjaan
Narasumber terakhrir ialah Undang Sudana, M.Hum., menjelaskan teknis pelaksanaan MBKM secara lebih rinci, termasuk mata kuliah yang akan dikonversi. Ia juga memberikan arahan terkait pembuatan laporan magang dan log book yang harus memenuhi format tertentu. Dalam penutupannya, ia menekankan kewajiban mahasiswa semester enam untuk mengikuti program MBKM yang dirancang untuk memberikan pengalaman langsung di dunia kerja.
Selain itu, Dr. Tedi Permadi, M.Hum., mengingatkan mahasiswa agar berhati-hati selama menjalani magang, khususnya terkait risiko eksploitasi ketenagakerjaan dan pelecehan seksual. “Mahasiswa diharapkan tidak hanya mampu menunjukkan sikap profesional, tetapi juga menjaga keselamatan diri selama menjalani program ini,” tegasnya, (17/1).
Meskipun beberapa mahasiswa masih merasa bingung dengan proses pendaftaran, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia berkomitmen untuk memberikan kemudahan. Prodi tetap mengakomodasi mahasiswa yang baru mendapatkan tempat magang hingga akhir bulan Februari, asalkan program magang dilaksanakan selama empat bulan dengan total 600 jam kerja.
Kaprodi Dr. Tedi Permadi, M.Hum., menegaskan bahwa mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk mencari pengalaman kerja yang relevan dengan bidang studinya. “Kami berharap program ini dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa untuk terjun ke dunia profesional,” ujarnya, (17/1).
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia UPI berharap keberlanjutan program MBKM dapat mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan global.
Baca Juga: Dialog Konstruktif Mahasiswa dan Dosen Satrasia, Mulai dari Keresahan hingga Aspirasi
Penulis: Icha Nur Octavianissa
Editor: Allysa Maulia Rahman