JUARA 1 – Intan Karunia Dewi
Kamu Adalah Judulnya
Aku rela menukarkan seluruh hujan yang kusenangi demi mengatakan kau rupawan. Dulu aku tidak pernah memikirkan bagaimana tetes air hujan bisa jatuh. Atau awan di langit bisa putih. Tak pernah ku temukan petrikor paling indah sebelum ku tahu bahwa dirimulah sumber air milik semesta. Matamu adalah bencana. Dan punggungmu adalah sesuatu yang sering ku lihat dan tertinggal dalam rinai hujan.
Aku bisa menghilang bersama potongan-potongan mimpi yang kau sisakan di pojok malam. Malam kelabu tanpa cahaya lampu. Aku tak apa bila kau menyandera bulan, bintang, sampai jagat raya. Asalkan bayangmu tetap menjadi pijar paling merah dalam gemerlap.
Masuklah ke kantukku. Akan ku hidangkan persembahan paling megah kala kau datang. Tak usah malu- malu. Istirahatlah di sini. Lewati persimpangan di ujung hati yang mengakar dari rindu-rindu gemerusuk. Teguk air sebanyak yang kau mau. Niscaya kau akan menemui sepasang burung kesepian. Mereka mengintaimu sepanjang waktu. Mereka ingin mematuk matamu dan menaruhnya di museum paling masyhur atas namaku.
Perih paling sakit adalah ketika puisi jatuh cinta tak ada rasa. Aku sering seperti ini. Mabuk dan terlunta- lunta. Aku ingin sekali merasukimu, membelah dadamu, masuk ke dalamnya, dan mengatakan bahwa dunia ini tidak seluas telapak tanganmu. Kini pencarian cinta telah usai, sebab kau adalah garis paling akhir.
Bandung, 24 Oktober 2023
Baca Juga: Dingin
JUARA 2 – Aulia Rahmaddin
Di Panaruban
tidak banyak yang bisa dilakukan
selain mencari perlindungan ketika hujan.
misal, berlarian mencari sumber hangat,
atau meringkuk, atau bersembunyi dari pipi
yang basah.
tidak ada tempat berlindung.
hutan dan hujan sama jahat
dengan memori masa lalu yang lebat
dan malam-malam yang mencekam.
dalam dingin,
kutaruh sisa sepi di saku jaket.
sampai ketika aku melihatmu, kala itu.
dengan jas hujan tipis, kau peluk tubuhmu sendiri
sambil melihat langit, seperti korban perang
yang tubuhnya tertutup abu —kapan ini akan berakhir?
hingga tiba-tiba aku sadar
dalam hujan ini, tidak ingin lagi aku
menciumi wangi yang
dibawanya.
bagaimana bisa aku lebih mencintai hujan
jika bening matamu yang kecil
membangunkanku?
2023
JUARA 3 – Dila Azka Nabila
Di Palasari
Ingatanku masih basah
gigir -gigirnya terkelupas
Betapa aroma dan guyon yang tercipta
dari seikat kangkung
gerabah
dan kudapan-kudapan manis
Membikin sesiapa yang bertolak darinya
lupa cara melupakan
Palasari adalah saksi
seorang wanita memeras keringatnya sendiri
dan pria-pria beradu tangguh dengan hari
Menanti sejauh mana hidup akan membawa mereka
Tahun-tahun berlalu
Palasari masih gagah menaungi
harapan-harapan manusia di dalamnya
Bandung, 2023
Reporter: Intan Karunia Dewi, Aulia Rahmaddin, dan Dila Azka Nabila
Editor: Salsabila Izzati Alia