Puisi “Kesaksian Tahun 1967”

Karya: W.S. Rendra Dunia yang akan kita bina adalah dunia bajakaca dan tambang-tambang yang menderu.Bumi bakal tidak lagi perawan,tergarap dan terbukasebagai lonte yang merdeka.Mimpi yang kita kejar, mimpi platina berkilatan.Dunia yang kita injak, dunia kemelaratan.Keadaan yang menyekap kita, rahang serigala…

Puisi “Sajak Seonggok Jagung”

Karya: W. S. Rendra Seonggok jagung di kamardan seorang pemudayang kurang sekolahan Memandang jagung itu,sang pemuda melihat ladang;Ia melihat petani;Ia melihat panen;dan suatu hari subuh,para wanita dengan gendonganpergi ke pasar… Dan ia juga melihatsuatu pagi haridi dekat sumurgadis-gadis bercandasambil menumbuk…

Puisi “Sajak Gadis dan Majikan”

Karya: W.S. Rendra Janganlah tuan seenaknya memelukku.Ke mana arahnya, sudah cukup aku tahuAku bukan ahli ilmu menduga,tetapi jelas sudah kutahu pelukan ini apa artinya …Siallah pendidikan yang aku terima.Diajar aku berhitung, mengetik, bahasa asing,kerapian, dan tatacara,Tetapi lupa diajarkan:bila dipeluk majikan…

Puisi “Sajak Tangan”

Karya: W.S. Rendra Inilah tangan seorang mahasiswa,tingkat sarjana muda.Tanganku. Astaga. Tanganku menggapai,yang terpegang onderok hostes berumbai,Aku bego. Tanganku lunglai. Tanganku mengetuk pintu,tak ada jawaban.Aku tendang pintu,pintu terbuka.Di balik pintu ada pintu.Dan selalu.ada tulisan jam bicarayang singkat batasnya. Aku masukkan tangan-tanganku…

Puisi “Sajak SLA”

Karya: W.S. Rendra Murid-murid mengobel kelentit ibu gurunya.Bagaimana itu mungkin?Itu mungkin,karena tidak ada patokan untuk apa saja.Semua boleh. Semua tidak boleh.Tergantung pada cuaca.Tergantung pada amarah dan girangnya sang raja.Tergantung pada kuku-kuku garuda dalam mengatur kata-kata.Ibu guru perlu sepeda motor dari…

Puisi “Manusia Berjenggot”

Karya: Ismail Nur Saputra Kepulan asap masuk ke lubang hidungkuAroma khas Sin Provost keluar dari mulutnya bersama kata-katanya yang meneduhkan hatikuPada setiap ranjau pendidikankuApalagi setiap percakapan duitBeliau tak babibu pada masalah UKT“Lima juta”Kembali menghisap SinnyaKepulannya kali ini menerpa wajahnyaSeperti ada…

Kartini dan Pertiwi

Bandung, 24 Maret 2024Oleh Daffa Nurif’at. A Kini pukul 1 dini hariAyam belum berkokok sepagi iniSapa pertamaku padamu hari iniKepada yang terhormat, RA Kartini Lewat surat iniSaya mencoba belajar beraniBelajar benahi diriAgar giat pertahankan negeri KartiniBagaimana kabarmu hari ini?Puaskah melebur…