Sebenarnya saya bosan jika ada apa-apa dikaitkan dengan covid-19. Namun bagaimana lagi, karena faktanya covid-19 menjadi faktor utama perkuliahan menjadi daring. Menteri pendidikan Indonesia, Nadiem Makarim, menyatakan bahwa kuliah online berlangsung sampai bulan Desember nanti. Namun, menteri pendidikan bukanlah seorang peramal. Jadi mungkin saja covid-19 masih ada hingga satu tahun ke depan, atau bahkan lebih. Tapi, walaupun kuliah menjadi daring, teman-teman jangan dulu sedih. Sebab, ada beberapa keuntungan yang didapat walaupun kuliah daring. Inilah penjelasan beberapa keuntungan kuliah daring:
- Persiapan untuk perkuliahan berkurang.
Tentu saja sangat berkurang, ketika sebelumnya kita harus menyiapkan buku, peralatan lainnya ke dalam tas agar besok tidak ada yang ketinggalan, atau sarapan lebih pagi supaya tidak lapar saat jam pelajaran. Lain halnya ketika kita kuliah di rumah, kita bisa makan sambil masuk jam pelajaran. Bahkan, tidak mandi pun bukan jadi persoalan ketika kita kuliah hanya di rumah. - Tidak harus jauh-jauh pergi ke kampus.
Ketika kuliah luring saya menghabiskan 1 jam lebih untuk pergi ke kampus, bahkan ketika saya beralih kediaman (ngekos), saya menghabiskan waktu 20 menit untuk tiba di kelas. Hal itu sangat menyita waktu. Berbeda dengan kuliah daring, kita hanya butuh beberapa menit agar bisa tiba di kelas. Tidak harus memesan tiket kereta api, membeli bensin atau lari-lari dari kamar kosan ke kampus karena lajur terlambat. - Menaikkan tingkat perekonomian penjual pulsa.
Tidak bisa dipungkiri, kuliah daring banyak memakan kuota internet saya. Baru saja seminggu saya berkuliah, saya sudah tiga kali menemui penjual pulsa. Dalam waktu seminggu itu, lebih dari 10 GB kuota internet saya gunakan untuk perkuliahan daring. Menurut ramalan menteri pendidikan yang didukung oleh rektor kampus, kuliah daring akan dilakukan sampai dengan bulan Desember nanti. Ini menjadi keuntungan yang besar bagi penjual pulsa/kuota karena ratusan Gigabyte kuota akan dibutuhkan oleh saya. - Kita bisa mengetahui bahwa Indonesia belum siap dalam digitalisasi.
Banyak masyarakat Indonesia yang kurang pandai dalam berteknologi. Entah karena mereka yang tidak tertarik terhadap kemajuan, atau karena mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk berteknologi. Selain dari masyarakatnya, wilayah di Indonesia masih sulit untuk menjangkau kemajuan teknologi. Mungkin hanya 30% wilayah di Indonesia yang tidak kesulitan mendapatkan sinyal. Dan ini membuktikan bahwa kuliah di rumah itu bukanlah solusi yang tepat. Banyak mahasiswa yang tidak bisa mendapatkan akses untuk kuliah. Entah karena ia tidak memiliki media untuk berkuliah ataupun kediamannya yang tidak memungkinkan untuk berkuliah daring.
Masih banyak keuntungan yang kita dapat saat berkuliah online. Tapi saya merangkumnya menjadi empat. Jika ada tambahan, tambahkan aja sendiri dalam ingatan Anda. Terima kasih.
Baca juga: Angan Mahasiswa Baru Terhalang Keadaan
Penulis: Dea Rahmat