Pada Puisi

Pada Puisi

menghitung usia
membaca ucapanku
yang bisu
dalam kesunyian ini
seribu guci air mata
telah kupecahkan
tapi, aku masih ragu
diri ini kuhadapkan
Padamu

Tuhan
puisi dari segala puisi
masih pantaskah aku berkata
sajadahku penuh noda dosa
doa-doaku penuh nanah
dari lukaku di orang-orang

Tuhan
masih terbitkah matahari esok pagi
setelah meledak dalam hatiku
masih sudikah cahaya menyentuhku
setelah gelap merangkaki bumi dan pikiran ini
kelak aku terbujur dibentur waktu
biru bibirku dan keraguan ini
semoga jalan buntu
aku tak bisa berpaling

2020

Baca juga: Mari Menghidupkan ‘Ruh’ Puisi

Penulis: Fajar Ramadhan