Sejak kecil, kita sering diberitahu bahkan dibacakan cerita anak-anak dengan berbagai tokoh imajinatif. Salah satu cerita yang melekat dalam ingatan ialah dongeng dengan karakter binatang di dalamnya. Selain itu, ada pula cerita-cerita dengan tokoh manusia yang memiliki sihir, dan semacamnya. Cerita-cerita tersebut biasa kita kenal dengan ‘dongeng’. Dongeng berisi kisah fiktif yang dibuat oleh pengarang hasil implementasi dari kehidupan manusia sehari-hari, sehingga banyak pesan yang dapat dipetik dari sebuah dongeng untuk direalisasikan di kehidupan nyata.
Dongeng merupakan salah satu sarana sastra yang memberikan sarat makna dan pesan moral di dalamnya. Biasanya, dongeng digunakan oleh orang dewasa untuk membangun kedekatan dengan anak-anak. Bagaimana tidak? Dongeng memiliki daya pikatnya sendiri untuk pembaca maupun pendengar. Beberapa dongeng yang tersebar dikenal menampilkan karakter imajinatif. Salah satu dongeng yang umum dikenal di Indonesia adalah karakter hewan yang dapat berbicara, atau disebut dengan fabel. Yap! Salah satu karakter binatang itu melekat pada tokoh si Kancil.
Dongeng si Kancil menjadi salah satu dongeng yang melegenda di Indonesia, khususnya pada kalangan anak-anak. Dongeng si Kancil memiliki banyak versi atau judul. Beberapa di antaranya adalah Kisah Kancil dan Pak Tani, Kisah Kancil dan Buaya, Kisah Kancil dan Harimau, Kisah Kancil dan Kerbau Dungu, dan lainnya. Jika dilihat dari beberapa judulnya saja, kisah kancil ini termasuk dalam jenis fabel, sebab dalam kisah kancil banyak menggambarkan tokoh-tokohnya dalam bentuk binatang. Dongeng si Kancil ini biasanya dikenalkan oleh orang tua pada anak-anak, sebab banyak sekali nilai moral dan nasihat yang melekat pada cerita fantasi tersebut.
Singkatnya, dongeng si Kancil menceritakan seekor rusa (mousedeer) yang sangat cerdik. Karakter cerdik inilah yang sangat dikenal dan melekat pada Kancil. Seperti yang kita kenal, rusa memiliki tubuh yang cukup kecil untuk hewan di hutan. Dia bisa saja diterkam atau dimangsa kapan saja, dan oleh siapa saja. Namun, dia bisa bertahan hidup dari serbuan hewan-hewan buas seperti harimau, buaya, dan lainnya dengan mengandalkan kecerdikannya. Selain itu, karakter cerdiknya juga melekat pada beberapa cerita ketika si Kancil menjadi mangsaan manusia. Selain karakter cerdiknya, ada beberapa karakter positif lainnya yang melekat pada tokoh si Kancil dan dapat ditiru oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-hari.
Dongeng fabel merupakan bagian dari jenis dongeng yang ada di Indonesia. Fabel dikenal sebagai cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Dalam fabel, karakter manusia sangat minoritas. Jenis cerita ini memang dikenal dengan cerita moral karena mengandung pesan dan nasihat yang berkaitan dengan moral, seperti pada kisah si Kancil. Selain cerita si Kancil di atas, ada beberapa dongeng yang termasuk dalam jenis fabel, seperti kisah Belalang, Semut, Lebah, hingga Gajah.
Dongeng harus tetap dilestarikan oleh semua kalangan, dari orang dewasa hingga anak-anak. Biasanya dongeng disebarkan oleh orang dewasa secara lisan, sehingga cerita-cerita tersebut dapat hilang kapan saja jika tidak dilestarikan. Hal yang esensial dalam sebuah dongeng yang tidak boleh hilang ialah nilai-nilai pendidikan karakternya, termasuk nilai moral dan nasihat positif. Dengan begitu, mari tetap jaga dan lestarikan dongeng Indonesia! Selamat Hari Dongeng.
Baca Juga : Lupus dan Permen Karet: Mengenal Tokoh Ikonik 90an
Penulis : Riska Mutiara Dewi
Editor : Neni Dwi