5 Buku Novel Favorit versi Author Literat

Literasi menjadi hal penting bagi manusia, buku adalah catatan tentang bentuk kecerdasan dan kedalaman kompleksitas pengalaman manusia serta menjadi buah pemikiran manusia maka dengan Semakin banyak membaca, semakin tebal buku yang kita baca, semakin kita diseret masuk ke lapisan-lapisan realitas kehidupan yang lebih jauh, lebih pelik, dan lebih dalam.

Maka dari itu inilah rekomendasi novel dari author Literat :

Orang-orang Oetimu (Felix K. Nesi)

Novel yang cukup memikat sebab menceritakan dampak hegemoni kekuasaan Soeharto di wilayah timur Indonesia. Felix K. Nesi mengemas konflik timur yang cukup kompleks dengan apik, isu-isu mengenai bagaimana pihak yang berkuasa dalam gereja sekalipun, tetap dapat melakukan kesalahan. Novel ini juga mengisahkah bagaimana penjajahan dan kekerasan terhadap tahanan perempuan menjadi hal yang sangat mengerikan.

Dari Dalam Kubur (Soe Tjen Marching)

Tebalnya halaman dari novel ini, sama dengan tebalnya  isu rasisme dan kekerasan terhadap mantan tapol yang harus bersembunyi sepanjang hidupnya. Selain itu, Soe Tjen menggunakan dua sudut pandang. Yakni, Karla sebagai seorang anak dan Mama sebagai perempuan turunan Tionghoa. Dalam novel ini, kita dapat merasakan konflik batin perempuan yang disebabkan oleh kondisi sosial yang sangat menyudutkan mereka. Latar dalam novel ini juga diambil ketika komunisme menjadi target yang diincar oleh pemerintah pada masanya.

Perahu Kertas (Dee Lestari)

Sebagai novel romance, Dee Lestari mengemas perahu kertas dengan sangat menarik. Berkisah mengenai perjalanan menemukan cinta sejati yang dikaitkan dengan sebuah perahu kertas, objek yang dijadikan sebagai alat untuk menyampaikan gagasan. Perahu kertas yang berisi surat kepada dewa laut dalam khayalan tokohnya, menjadikan novel ini ajaib dan romantis untuk dibaca. Novel yang ringan untuk dibaca sebab tokoh-tokohnya relevan dengan anak muda masa kini.

Sampah di Laut, Meira (Mawan Belgia)

Novel ini unik sebab menggunakan sudut pandang sebuah botol yang terombang-ambing di lautan. Botol itu sangat merindukan Ohana, setelah perjalanan yang sangat panjang melihat laut dan segala yang terjadi di sana. Sebagai botol plastik, tokoh utama terkadang dibuat mengkhayal bahwa sebentar lagi mesin pencacah akan meraung raung, menghancurleburkan dirinya.

Teh dan Pengkhianat (Iksaka Banu)

Iksaka Banu berhasil menghidupkan Belanda yang sudah pergi dari Indonesia puluhan tahun silam. Teh dan Pengkhianatan membawa kita bernostalgia ke masa lalu. Menuju zaman penjajahan Belanda dengan segala latar, kondisi sosial, dan kondisi ekonomi yang masih mengacu pada standar di masa tersebut. Kita akan mengetahui bahwa pada masa itu, globe merupakan produk yang mewah.

Baca Juga : Pameran “Salone Del Sneakers” Kolaborasi C On Temporary bersama Wormhole dan Vans Indonesia

Penulis : Kiki Amalia
Editor : Fazya Anindha Srizaky