Bandung Historical Study Games 2024: Eksplorasi Sejarah dengan Cara yang Menyenangkan

Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA) kembali mengadakan Bandung Historical Study Games (BHSG) pada Sabtu, 10 Agustus 2024. BHSG merupakan suatu kegiatan atau strategi untuk mewadahi berbagai kalangan generasi Indonesia dalam mempelajari nilai-nilai Konferensi Asia Afrika.

BHSG 2024 dibuka oleh Ibu Noviasari Rustam, Kepala Museum Konferensi Asia Afrika (KAA) sekaligus memberikan sambutan dan meresmikan Bandung Historical Study Games. Kegiatan BHSG tahun ini mengangkat tema “Time Travel Trivia: Exploring Asian-African Solidarity in Bandung” dengan tujuan untuk mengenalkan semangat Bandung melalui eksplorasi situs bersejarah di Kota Bandung, khususnya KAA yang dikemas dengan berbagai permainan interaktif dan kreatif. 

Kepala Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Noviasari Rustam memberikan sambutan pada Sabtu (10/08) di acara Bandung Historical Study Games 2024. (Foto: Literat/Saddam Nurhatami Umardi Putra)

Selain itu, Wakil Ketua Pelaksana BHSG 2024, Sindi Puspita menyampaikan tujuan khusus diselenggarakannya kegiatan ini, “Kita ingin membangun awareness dan rasa kepemilikan publik akan capaian diplomasi dan pengenalan nilai-nilai Konferensi Asia Afrika,” jelasnya.

Kegiatan BHSG 2024 dimulai pada pukul 07.15 WIB. Terdapat 323 peserta  yang hadir dan dibagi menjadi 76 kelompok berdasarkan nama negara. Mereka diberikan peta perjalanan untuk menjelajah 10 pos situs bersejarah mengenai KAA. Dimulai dari Gedung Dwi Warna, Museum Pos Indonesia, Museum  Gedung Sate, De Driekleur, Taman Dewi Sartika, Bank BJB, Gedung YPK, Grand Hotel Preanger, Kantor Pos Besar, dan berakhir di Gedung Merdeka dengan menempuh perjalanan 6 KM. 

Peserta berkumpul di Gedung Dwi Warna dan melakukan kegiatannya. (Foto: Literat/Saddam Nurhatami Umardi Putra)

Pos satu di Gedung Dwi Warna menjadi titik awal berkumpulnya seluruh peserta dan dimulainya tantangan untuk mengambil foto trivia sekaligus diberikan pertanyaan seputar KAA. Kemudian peserta menuju pos-pos selanjutnya dengan tantangan yang berbeda. Ada tantangan menyelesaikan pertanyaan, membuat yel-yel, mengambil foto, mengunjungi suatu tempat, menebak tokoh penting KAA dan lain-lain. 

Uniknya, pada pos lima, peserta diberi tantangan untuk mengartikan sandi. Dalam linguistik, tepatnya di bidang fonologi, sandi merupakan perubahan fonetis yang terjadi pada sebuah kata. Lebih jelasnya, sandi bisa diartikan sebagai rahasia atau kode. Peserta diminta menyelesaikan teka-teki sandi seperti pada gambar di bawah ini. 

Peserta Bandung Historical Study Games 2024 menyelesaikan teka-teki. (Foto: Yostiani Noor Asmi Harini)

Salah satu peserta BHSG 2024, Ibu Yostiani Noor Asmi Hartini dari kelompok Oman menyampaikan beberapa kesan terkait kegiatan yang telah dilakukan, “Saya sangat bahagia mengikuti acara ini. Bagaimana tidak? Saya pergi dengan suami dan sahabat saya. Kami sangat menikmati perjalanan. Kami belajar lebih dalam tentang sejarah Bandung, terutama tentang Konferensi Asia Afrika.  Semangat Konferensi Asia Afrika harus tetap dikobarkan. Kegiatan ini adalah cara asik belajar sejarah,” ujarnya. 

Peserta BHSG 2024, Yostiani Noor Asmi Hartini bersama suami dan sahabat turut memeriahkan acara. (Foto: Literat/Saddam Nurhatami Umardi Putra)

Sungguh luar biasa, tujuan serta benefit kegiatan BHSG 2024 yang disampaikan sebelumnya oleh Wakil Ketua Pelaksana BHSG 2024, Sindi Puspita bisa tersalurkan kepada peserta dari berbagai kalangan. Peserta lainnya, Naufal Muhammad Hisyam dari kelompok Libya juga menyampaikan manfaat mengikuti kegiatan ini, “Acara BHSG ini bisa menambah wawasan untuk banyak orang,” ucapnya. 

Pemberian hadiah pada nominasi terpilih. (Foto: Literat/Saddam Nurhatami Umardi Putra)

Pada pos terakhir di Gedung Merdeka, peserta diminta mengunggah foto trivia pilihan kelompok. Lalu disediakan sticky notes untuk para peserta menuliskan kesannya terkait kegiatan BHSG 2024. Beberapa peserta mendapatkan hadiah dan penghargaan. Pos ini juga menandakan berakhirnya kegiatan Bandung Historical Study Games yang ditutup dengan penampilan angklung dari Klab Guriang dan Arumba serta penampilan Band Musik yang dibawakan oleh Sahabat Museum Asia Afrika (SMKAA).

Penulis: Saddam Nurhatami Umardi Putra
Editor: Laksita Gati Widadi

Baca Juga: Menjelajahi dan Merawat Masa Lalu Lewat Kapsul Waktu Nusantara