Beberapa hari yang lalu, saya menonton seorang Youtuber bermain video game. Meskipun saya tidak begitu suka bermain gim, akhirnya saya bisa menikmatinya melalui gameplay yang dibuat oleh para Youtuber tersebut. Sampai pada suatu hari, saya menonton kanal YouTube Windah Basudara yang memainkan gim horor berjudul The Karaoke. Gim tersebut berasal dari developer yang bernama Chilla’s Art.
Chilla’s Art merupakan salah satu pengembang gim indie asal Jepang yang belakangan ini populer berkat gim-gim yang mereka rilis. Beberapa di antaranya memberikan respon terhadap isu sosial di masyarakat, khususnya di Jepang. Gim-gim yang dibuat oleh Chilla’s Art seringkali memiliki alur cerita yang sulit ditebak dan plot twist yang tidak terduga. Beberapa gim juga menawarkan alternatif ending, memungkinkan pemain untuk mengeksplorasi ulang dan mendapatkan akhir cerita yang berbeda.
Meskipun tema yang diangkat adalah horor, tidak selalu hantu yang dihadirkan dalam gim Chilla’s Art. Beberapa gim memanfaatkan psikologis untuk menciptakan efek menakutkan. Sebuah komentar netizen di YouTube menyatakan, “Chilas art itu ibaratkan developer yg memiliki tujuan tentang betapa mengerikannya manusia daripada hantu.” Berangkat dari komentar tersebut, saya memutuskan untuk menulis artikel ini. Berikut adalah ulasan singkat dari empat gim horor garapan Chilla’s Art.
- The Karaoke (2023)
The Karaoke (sumber: Steam)
Gim ini mengangkat isu sosial terkait pelecehan seksual yang dilakukan oleh tenaga pendidik. Dalam gim ini, kita akan berperan sebagai Mira, seorang siswi SMA yang juga tergabung dalam klub basket di sekolahnya. Ia berjanji untuk pergi ke tempat karaoke bersama temannya, Moeka. Namun, karena mereka baru saja latihan basket dan mengotori aula olahraga, Moeka menawarkan diri untuk membersihkan aula dan meminta Mira untuk pergi lebih dulu ke tempat karaoke. Mira pun meninggalkan Moeka bersama seorang pelatih basket.
Dalam perjalanan menuju tempat karaoke, Mira mendapat kabar dari Moeka bahwa mungkin akan terlambat karena si pelatih menahannya untuk pergi. Setelah Mira tiba di karaoke dan memesan tempat untuk mereka, beberapa lama kemudian, keadaan menjadi semakin janggal karena Moeka tak kunjung tiba.
Secara garis besar, gim ini mengisahkan perjuangan Mira untuk mengungkap kasus pelecehan seksual di sekolahnya dan menangkap pelakunya. Melalui gim ini, kita diajak untuk memahami apa yang dirasakan korban pelecehan seksual dan meningkatkan kesadaran terhadap isu tersebut.
- Parasocial (2023)
Parasocial (sumber: Steam)
Parasocial atau parasosial merupakan fenomena sosial tentang hubungan imajiner sepihak yang dibentuk seseorang dengan figur publik, idola, dan orang-orang yang tidak mereka kenal secara pribadi. Memiliki hubungan parasosial semacam ini dapat memberikan dampak buruk jika terlalu lama dijalani. Gim ini berusaha merespon fenomena tersebut dan mengingatkan untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan internet.
Baca juga: Sayonara Crawl: Memaknai Cinta melalui Renang dan Gaya Bebas
Gim Parasocial mengangkat sisi gelap dari pekerjaan streamer dan Youtuber Virtual (VTuber). Isu yang dibahas dalam gim ini adalah tentang kehadiran stalker atau penguntit, serta praktik doxing. Doxing merupakan tindakan menyebarluaskan informasi pribadi seseorang tanpa izin dari yang bersangkutan.
Gim Parasocial mengisahkan VTuber bernama Senra Nina. Wajah aslinya terungkap saat ia sedang melakukan live streaming dan mengakses tautan gim yang diberikan oleh viewersnya di kolom live chat. Setelah kejadian itu, ia mulai menerima pesan dari nomor tak dikenal, menghadapi rentetan teror, dan kejadian tak mengenakkan lainnya.
- The Kidnap (2023)
The Kidnap (sumber: Steam)
The Kidnap memiliki isu sosial tentang penelantaran anak oleh orang tua. Ceritanya mengikuti Renya dan kakak perempuannya yang ditinggal oleh ibu tunggal mereka. Beberapa bulan kemudian, sang kakak menghilang. Renya mencarinya, namun tidak menemukan hasil, dan akhirnya mencoba hidup sendiri. Di sisi lain, ia terus dihantui oleh sosok pria misterius yang tak henti membuntutinya.
Fenomena tentang beratnya menjadi orang tua tunggal merupakan penggerak cerita dalam gim ini. Beban mental tersebut membuat orang tua menjadi mudah marah, bahkan sampai ingin meninggalkan anaknya. Membuat anak-anak mereka merasa kurang kasih sayang. Perasaan tersebut akhirnya membentuk karakter dan psikologi tokoh-tokoh dalam gim.
- Missing Children (2020)
Missing Children (sumber: Steam)
Dalam gim Missing Children, kita akan memerankan Sato, seorang detektif perempuan yang fokus dalam penyelidikan kasus perundungan. Sato mendapat panggilan tugas dari polisi untuk menyelidiki hilangnya tiga remaja SMP. Dari penyelidikan awal, polisi menduga kasus ini bukan kasus penculikan, karena salah satu orang tua dari anak yang menghilang pernah mendengar percakapan sang anak yang hendak bertemu dengan temannya di suatu tempat. Penyelidikan pun dimulai.
Gim ini bertujuan agar pemain dapat menyelidiki kasus hilangnya tiga anak dengan mencari petunjuk di tempat mereka tinggal. Isu yang muncul dalam gim ini mengarah pada latar belakang hilangnya ketiga anak tersebut, yang sebagian besar berkaitan dengan kurangnya komunikasi dalam keluarga. Kurangnya komunikasi dan kehangatan dalam keluarga menjadi pemicu anak untuk kabur dari rumah.
Demikianlah pembahasan mengenai empat gim horor dari Chilla’s Art. Bagi kalian yang gemar bermain gim horor, sangat direkomendasikan untuk mencoba keempat gim tersebut.
Baca juga: Mengenal French New Wave: Gerakan Pengubah Paradigma Sinema
Penulis : Zulfiqar Azhari Ahmad
Editor : Fitri Nurul