Sepulang dari wisuda teman saya di kampus, tanggal 11 Oktober 2023, JKT48 merilis single ke-24 yang berjudul “Sayonara Crawl” atau bisa diterjemahkan menjadi “Selamat Tinggal, Gaya Bebas”. Crawl atau gaya bebas di sini mengacu pada salah satu gaya dalam olahraga renang.
Lagu ini didedikasikan sebagai graduation song untuk Shani Indira Natio, yaitu kapten dari JKT48 New Era yang beberapa waktu lalu telah mengumumkan kelulusannya dari JKT48. Tidak hanya itu, lagu ini menarik perhatian netizen karena video musiknya berhasil mendapatkan trending 1 di YouTube setelah satu hari perilisannya. Hal ini juga yang membuat saya tertarik untuk membahasnya.
Beberapa lagu JKT48 memiliki lirik lagu yang naratif, sehingga lagu yang dibawakan memiliki cerita yang kronologis. Misalnya, lirik lagu “Seventeen” menceritakan kembalinya seorang perantau ke kampung halaman dan mendapati orang yang disukainya telah menikah bahkan mempunyai anak. Lantas, cerita apa yang hadir dalam lagu “Sayonara Crawl” ini? Mari simak pembahasannya.
Musim Panas dan Seorang Anggota Klub Renang
Lagu ini menyimpan chorus atau refrein pada awal lagu sebagai pembuka. Dalam refrein tersebut, bagian lirik ini menyajikan imaji visual tentang seseorang yang sedang berenang di laut yang berlatar waktu musim panas.
Sayonara crawl
Laut yang biru, berkilauan
Bahumu yang terbakar itu memecah derai ombak
Sayonara crawl
Walau kumenyukaimu
Perasaan pantai pasir yang tak akan dimengerti
Godaan musim panas
Setelah refrein, kita masuk pada bagian verse pertama dan masih menjadi pembuka lagu dengan imaji visualnya. Tokoh kamu digambarkan dapat berenang jauh sampai ujung zona pembatas berenang, sedangkan aku-lirik merasa tak mampu mencapai titik tersebut dan berkata “Berenang sepertimu aku tidak mampu”.
Hingga tempat pelampung berwarna oranye
Di tali zona pembatas berenang
Ku ingin kau mengajakku tapi tak mungkin
Berenang sepertimu aku tidak mampu
Baca juga : Biblioterapi Healing: Membaca Buku untuk Kesehatan Mental
Selanjutnya, memasuki kembali chorus atau refrein dengan lirik berbeda. Bagian ini menceritakan kesedihan dan cinta dalam diam yang dialami aku-lirik. “Setsunai crawl” dapat diartikan gaya bebas yang menyakitkan. Dari sini, kita mengetahui bahwa tokoh yang disukai aku-lirik adalah seorang anggota klub renang.
Setsunai crawl
Ingin menangis, entah mengapa
Aku ingin mengejarmu kemanapun kau ‘kan pergi
Setsunai crawl
Idaman rahasiaku
Kupandang dari kejauhan saat latihan klub renang
Debar tak tertahankan
Kolam Renang dan Lautan
Verse kedua, aku-lirik membandingkan kolam renang di sekolah dan lautan. Dari lirik tersebut saya menafsirkan, aku-lirik melihat dan membandingkan dua dunia yang berbeda antara dirinya dan tokoh kamu yang ada dalam cerita.
Berbeda dengan kolam renang di sekolah
Lautan itu ‘tuk orang dewasa
Kebebasan selalu terasa luas ya
Tak bisa melewati batasan romansa
Aku-lirik yang terbiasa dengan kolam renang di sekolah, sementara tokoh kamu yang berada di lautan. Kesenjangan tersebut membuat aku-lirik merasa tak mampu mengimbanginya.
Pada pre-chorus kedua, aku-lirik melihat tokoh kamu masih sama seperti dulu. Artinya, tokoh kamu ini ternyata adalah teman masa kecilnya.
Dirimu masih seperti anak di waktu itu
Dengan siapa kau s’lalu bersaing,
Ke arah mana kah kau ‘kan berenang?
Kembali memasuki chorus dengan lirik yang sama seperti pada pembukaan lagu, saya mengira bahwa lirik “Pantai pasir” mewakili aku-lirik sebagai seseorang yang tidak ikut berenang bersama laut dan keduanya memiliki kesamaan, yaitu tidak ikut berenang di lautan, sementara tokoh kamu dapat berenang bebas di atasnya.
Baca juga: Curbancle – Five Stage of Grief “Lima Tahap Kesedihan Dalam Balutan Rock Dopamin Tinggi”
Gaya Bebas Perpisahan
Pada chorus yang terakhir ini, kisah tentang musim panas, renang, dan gaya bebas akan diakhiri. Lirik “Omoide Crawl” dapat diartikan dengan gaya bebas yang tak terlupakan. Chorus ini menceritakan musim panas yang telah berlalu tanpa disadari oleh aku-lirik.
Omoide crawl
Summer berlalu, tak sadari
Bagaikan bekas baju renang yang menghilang di kulit
Omoide crawl
Seberapapun kusuka
Di hati yang sedang bermimpi, oksigen pun tidak cukup
Kutarik nafas cinta
Selanjutnya, penggambaran tentang gaya bebas terdapat pada lirik “Di hati yang sedang bermimpi, oksigen pun tidak cukup” dan “Kutarik nafas cinta”. Ketidakmampuannya dalam menjalin kisah asmara, aku-lirik memiliki hati yang bermimpi dengan keadaan seperti berenang, terasa sesak, dan sulit untuk bernapas, sehingga perlu baginya untuk terus menghirup oksigen.
Terakhir, bagian coda. Pada bagian ini, saya kira ini adalah momen penghabisan aku-lirik dalam mengungkapkan perasaannya yang diakhiri dengan helaan napas sebagai bentuk pasrah.
Kau tak memahaminya
Kau tak pedulikannya
Aku menghela nafas
Kesimpulan
Saya menyimpulkan bahwa lagu ini bercerita tentang seseorang yang menyukai salah satu anggota klub renang yang juga merupakan teman masa kecilnya. Ia merasa tak bisa menggapai orang yang dikaguminya karena perbedaan di antara keduanya, sehingga ia pun memilih untuk mencintai dalam diam.
Gaya bebas hadir dalam lagu ini sebagai perumpamaan cara aku-lirik dalam mencintai seseorang. Di akhir lagu, aku-lirik seperti menyatakan gaya bebas sebagai pilihan yang akan dijalani.
Sebetulnya, makna lagu dari “Sayonara Crawl” ini pernah dibahas oleh Shani sebelum perilisannya pada siaran langsung “Sayonara Crawl Showcase” di kanal YouTube JKT48. Ia mengatakan, “Lagunya sendiri, sebenernya, seseorang yang nggak bisa mengungkapkan perasaannya, jadi dia cuma bisa melihat seseorang yang dia sukai itu berenang bebas di lautan yang luas. Kalau diibaratkan dengan aku pribadi dan JKT48, fans juga, mungkin bisa diartikan dengan gimana caranya nanti aku setelah graduate dari JKT48, aku bakal ada di jalan mana.”
Lalu, bagaimana pendapatmu? Apa kamu punya pemaknaan lain terhadap lagu ini?
Penulis: Zulfiqar Azhari Ahmad
Editor: Laksita Gati Widadi
Baca juga: Online Book Launch & Meet the Author “Paradise” Bersama Pemenang NOBEL SASTRA 2021 Abdulrazak Gurnah