Bulan Ramadan tinggal menghitung hari. Setelah itu, kita melaksanakan lebaran yang identik dengan maaf-maafan, THR, dan kue nastar. Namun, sebelum menyuap kue nastar, tahukah Anda asal-usul kata lebaran?
Menurut KBBI V, lebaran adalah hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan; Idulfitri. Dilansir dari Islampos.com, sebagian menganggap kata lebaran ini berasal dari bahasa Jawa ‘lebar’ (usai), bahasa Madura ‘lober’ (tuntas), bahasa Sunda ‘lebar’ (melimpah ruah atau kadang juga disebut ‘boboran’), atau bahasa Betawi ‘lebar’ (luas dan dalam). Sedangkan, Idul Fitri sendiri berasal dari bahasa Arab ‘id al-fitr yang berarti “kembali kepada fitrah” atau kesucian, sebagaimana bayi yang baru lahir di dunia ini. Dari banyaknya anggapan tersebut, dapat dipahami bahwa lebaran memiliki makna tuntas, komplit, dan usai. Maksudnya, tuntas menjalankan sebulan penuh puasa sehingga diharapkan hati dan pikiran menjadi luas, legowo, dan melimpah ‘ruah’ dengan pintu maaf.
Uniknya, penggunaan kata lebaran tidak hanya identik dengan hari raya 1 Syawal. Masih dikutip dari sumber yang sama, kata lebaran rupanya juga digunakan untuk Iduladha (Lebaran Haji), dan untuk “Lebaran Cina”, yaitu menandai tahun baru dalam sistem kalendar Tionghoa. Namun, kata ini tidak berlaku untuk penyebutan Hari Raya Natal. Jadi, tidak ada istilah “Lebaran Natal”, tetapi cukup “Natalan.”
Jika ditilik dari sejarah, khususnya dalam tradisi Jawa, menurut budayawan Umar Khayam, tradisi ini sudah dipraktikkan kaum muslim Jawa sejak abad ke-15. Tradisi ini diperkenalkan oleh Sunan Bonang, salah satu Wali Songo, tokoh penting yang menyebar luaskan Islam di tanah Jawa. Konon, awalnya tradisi lebaran diperkenalkan dengan cara meminta umat Islam untuk saling bermaaf-maafan sebagai “penyempurna” atas pengampunan atau permaafan yang diberikan Allah SWT. Maksudnya, dengan puasa Allah SWT telah mengampuni dan memafkan dosa hamba-hamba-Nya. Maka, dengan memafkan satu sama lain, diharapkan dosa dan kesalahan kepada sesama juga menjadi termaafkan.
Orang puasa pasti bersabar
Orang bersabar akan bahagia
Lebaran bukan hanya soal nastar
Tapi ada pesan yang ingin dibawa
Selamat Lebaran!
Baca juga: SURGA PEMBANGKANG – Bank Tugas Satrasia
Penulis: Ichwan Fadhly