Sebuah puisi dari Cantika Hana & Desti Pratiwi
Belukar Tanya
Barangkali manusia adalah jelmaan dari sekumpulan pertanyaan
Terkadang jawaban dapat mengekalkan
Ketidaktahuan menenggelamkan dalam resah
Pertanyaan terbesar memenuhi kepalaku
Pada mata ia memicing
Pada telinga ia berdenging
Pada mulut ia kelu
Pada rambut ia merontokkan ketenangan
yang diam-diam berubah gusar
Pertama: terlambatkah untuk merawat hatiku yang batu?
perlu berapa banyak tetes kasih untuk mengikis kerasnya?
Kedua: kini pihak mana yang menguasaiku?
sang pendosa ulung yang dikeluarkan dari surga
atau sang taat tanpa cela?
Aku selalu mendekam dalam belukar tanya
Menunggu jawaban berlabuh
pada dermaga jiwaku yang kian porak-poranda
Langit masih biru, awan masih putih
Matahari masih api memanggang jiwa-jiwa kelaparan
Hingga temaram datang dan tak ada teman,
Jawaban tak pernah rela menjadi santapan keresahan
Tuhan, rengkuh tubuhku di antara resah dan tenang,
malaikat dan setan, ramai dan sendirian
Makhluk kecil ini ingin ditemani, takut gelap dan pengap
Temani dan akuilah aku sebagai milik-Mu,
sebab aku merasa tak pernah memiliki,
bahkan untuk nyawaku sendiri
(2020)
Baca juga: Matahari Terbenam
Penulis: Cantika Hana dan Desti Pratiwi