Kemunculan hidangan sate tidak terlepas dari imigran masyarakat Arab dan India pada masa silam. Di masa klasik orang Nusantara umumnya jarang mengonsumsi daging karena minimnya lahan untuk beternak.
Iduladha merupakan salah satu hari raya bagi umat Islam. Di Indonesia, Iduladha jatuh pada 20 Juli 2021 (10 Dzulhijah 1442). Setiap tahunnya, Hari Raya Iduladha disambut dengan meriah oleh umat Islam.
Banyak pilihan kegiatan yang bisa dilakukan untuk merayakan Iduladha, meskipun pandemi masih belum reda. Salah satu kegiatan yang banyak dipilih ialah membakar sate atau satai. Rupanya, hampir seluruh mahasiswa Madepdiksatrasia merayakan Iduladha dengan membakar sate bersama keluarga atau kerabat dekat di rumah. Tak lupa, beberapa mahasiswa juga terlihat mengunggah momen kebahagiaan tersebut pada akun media sosial mereka, baik itu status WhatsApp atau story Instagram.
Sate atau satai merupakan salah satu makanan yang terbuat dari daging yang dipotong kecil-kecil. Daging tersebut kemudian disusun dalam tusukan bambu dan diberi bumbu agar tidak bau amis. Sate biasanya dibakar atau dipanggang menggunakan bara arang kayu. Setelah matang, sate akan disajikan dengan bumbu. Umumnya, bumbu yang digunakan ialah bumbu kacang atau kecap yang sudah dicampur dengan bawang dan cabai.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa satai atau sate merupakan irisan daging kecil-kecil yang ditusuk dan dipanggang, diberi bumbu kacang atau kecap. Menurut Wikipedia, sate merupakan makanan khas dari Ponorogo, Jawa Timur. Istilah sate berasal dari bahasa Jawa, yaitu Sak Beteng yang artinya satu tusuk. Istilah sate diketahui oleh Bupati Ponorogo pertama pada abad ke-15 setelah penaklukan Ponorogo yang merupakan makanan warok, sehingga usia makanan sate bisa lebih tua. Istilah tersebut kemudian meluas hingga ke belahan negara lain. Istilah itu kemungkinan disebarkan secara verbal oleh imigran Melayu dari Hindia Belanda.
Kemunculan hidangan sate tidak terlepas dari imigran masyarakat Arab dan India pada masa silam. Di masa klasik orang Nusantara umumnya jarang mengonsumsi daging karena minimnya lahan untuk beternak. Adapun alasan lain ialah karena memakan daging selalu bermakna ritus sebab berkaitan dengan upacara pengorbanan hewan. Di Indonesia sendiri, banyak sekali tradisi yang khas dan serius. Biasanya daging hewan menjadi persembahan untuk beberapa upacara saja. Daging menjadi konsumsi harian masyarakat diduga dimulai seiring datangnya orang-orang Arab dan India muslim untuk berniaga kira-kira pada abad ke-10. Di Arab sendiri, daging kambing sudah menjadi olahan untuk makanan sehari-hari.
Daging yang dijadikan sate bermacam-macam. Namun, ketika Iduladha yang bertepatan dengan tradisi kurban, beberapa masyarakat akan menggunakan daging kambing, domba, sapi, atau kerbau. Terlepas dari itu, ada juga orang yang menggunakan daging ayam.
Sate merupakan makanan khas nusantara yang sangat populer. Bukan hanya di Indonesia, sate juga sudah terkenal ke berbagai belahan negara. Artinya, sate sudah menjadi makanan yang mendunia. Pada tahun 2011 dalam survei CNN Go, sate menempati urutan ke-15 sebagai world’s 50 most delicious foods. Berdasarkan penjelasan tersebut, kita tahu bahwa sate merupakan makanan nusantara yang sangat digemari oleh banyak kalangan. Selain itu, sate juga dapat disajikan dengan berbagai macam pilihan daging dan bumbu. Iduladha merupakan salah satu hari raya yang erat kaitannya dengan tradisi kurban. Maka dari itu, tak heran sate manjadi pilihan yang cocok untuk dijadikan sebagai hidangan di hari raya Iduladha.
Baca juga : Sekularisme Masa Pemerintahan Mustafa Kemal Atatürk
Penulis : Riska Mutiara
Editor : Algina Shofiyatul Husna