Barangkali, empat-tujuh hal yang ditulis oleh Rauf Fauzy dalam “Lelucon-Lelucon” itu memang benar adanya. Pergelaran Sastra Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan tempat unjuk tubuh Madepdiksatrasia yang harusnya bisa terus berkembang, maju, dan lebih baik dari tahun ke tahun.
Penyataan dosen pengampu matkul Pergelaran Sastra yang ingin memberikan sebaik-baiknya “pengalaman estetik dan artistik”, seharusnya menjadi pokok kebijakan pengajaran mata kuliah ini. Karena itu, hal-hal yang bisa menghindarkan mahasiswa pada pengalaman tersebut haruslah di-minimalisasi.
Namun, kegiatan pergelaran—dalam persiapannya—bukan hanya menyoal “bagaimana aktivitas estetik dan artistik saja”. Bagi saya, Pergelaran Sastra Depdiksatrasia juga harus dipandang sebagai kegiatan kemahasiswaan yang membutuhkan perencanaan dan pengelolaan di dalam persiapannya.
Sebuah pementasan haruslah didukung oleh mekanisme kerja pengelolaan kegiatan yang tepat dan cepat. Pembagian kepanitiaan produksi dan pementasan seharusnya tidak terjadi dalam mata kuliah Pergelaran Sastra, jika capaian pendidikannya adalah “pengalaman estetik dan artistik”. Harus ada pihak yang mengelola secara khusus bagian pengelolaan produksi di kegiatan pergelaran. Hal ini agar mahasiswa depdiksatrasia yang mengontrak matkul tersebut bisa sepenuhnya mengalami pengalaman estetik dan artistik.
Pengadaan sarana penunjang seperti akomodasi gedung pementasan, kelengkapan alat penata cahaya, “printilan” ini itu yang jadi kebutuhan artistik panggung, perencanaan agenda kegiatan, kegiatan hiburan dan penarik keramaian di samping pementasan, dan urusan pengajuan izin kegiatan serta dana sponsorship yang bisa membantu acara secara logistik ataupun finansial haruslah dikelola dengan sebaik-baiknya dan seprofesional-profesionalnya. Sabab-muasabab pengerjaan tersebut bukanlah bagian dari kerja estetik dan artistik pementasaan dan sering kali menjadi “keriweuhan” dalam Pra-H-Pasca kegaiatan pergelaran.
Kemajuan dan perkembangan pementasan harus juga dibarengi dengan kemajuan dan perkembangan tata kelola produksi kegiatannya. Dengan adanya pihak lain yang secara profesional mengelola urusan-urusan produksi, barulah mahasiswa yang mengontrak matkul ini akan sepenuhnya mengalami pengalaman “estetik dan artistik” yang baik. Maka, tepatlah ketika memutuskan untuk melibatkan mahasiswa penjurusan Sanggar Sastra Angkatan 2017 dalam Pergelaran Sastra tahun ini!
Rendi Audriana Rahman, Mahasiswa Non-dik Angkatan 2016—-2019.
Baca juga: Kurikulum yang Tidak Dapat Dimaklum