Berbagai Cara Mendekati Si Sastra

Sebagai orang yang tidak paham-paham amat tentang sastra, tanpa disadari saya selalu melakukan pendekatan ekspresif dalam membaca atau menganalisis suatu karya sastra. Yaitu pendekatan yang memfokuskan perhatian kepada penulis karya sastra yang saya baca.

Saya sendiri tidak tahu mengapa selalu melakukan pendekatan tersebut. Mungkin karena saya selalu tertarik dengan pengalaman hidup penulis sampai-sampai penulis bisa menulis karya yang luar biasa menarik.

Dalam membaca suatu karya sastra, kita tidak mungkin hanya sekedar membaca. Walaupun tujuan awal kita hanya untuk sedikit hiburan dengan cara membaca suatu karya sastra, tanpa disadari kita membaca dengan suatu pendekatan tertentu.

Untuk mengetahui pendekatan apa saja yang kalian lakukan saat membaca atau menganalisis suatu karya sastra, biarkan saya menjelaskannya di bawah ini.

Pendekatan Mimetik

Pendekatan mimetik adalah pendekatan yang dalam mengkajinya dengan memahami hubungan karya sastra tersebut dengan realitas atau kenyataan (sosial, budaya, politik dan lain-lain). Mimetik berasal dari bahasa Yunani (mimesis) yang berarti tiruan. Dalam hal ini, karya sastra dianggap sebagai tiruan alam atau kehidupan (Abrams, 1981).

Dibutuhkan data-data yang cukup untuk mengkaji atau menganalisis suatu karya sastra jika menggunakan pendekatan mimetik. Yaitu data-data yang ada dalam realitas atau kenyataan sekitar kita, di luar karya sastra tersebut.

Pendekatan Ekspresif

Seperti yang saya sampaikan di awal bahwa pendekatan ekspresif adalah pendekatan kepada pencipta sebuah karya sastranya. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai ekspresi pencipta dalam meluapkan ide, gagasan, emosi, maupun pengalaman lahir batinnya. Bisa juga disebut sebagai produk imajinasi pencipta dari persepsi-persepsinya, pikiran atau perasaannya.

Data-data yang dibutuhkan dalam melakukan pendekatan ini tentu saja data-data yang berhubungan dengan pencipta karya tersebut. Seperti latar belakang kehidupannya.

Pendekatan Pragmatik

Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang suatu karya sastra sebagai wadah untuk menyampaikan pesan atau tujuan tertentu kepada pembaca. Tujuan maupun pesannya bisa berupa tujuan agama, moral, politik, pendidikan ataupun tujuan lainnya.

Pendekatan Objektif

Kebalikan dari pendekatan pragmatik, pendekatan objektif adalah pendekatan yang perhatiannya terfokus kepada karya sastra itu sendiri. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai sesuatu yang otonom atau berdiri sendiri di luar dari kenyataan, realitas, pengarang, maupun pembaca.

Wellek & Warren (1990) menyebutkan bahwa pendekatan ini disebut sebagai pendekatan intrinsik karena kajiannya difokuskan kepada unsur intrinsik karya sastra yang memiliki kebulatan, koherensi, dan kebenaran sendiri.

Penutup

Sebetulnya, pendekatan-pendekatan di atas merupakan dasar perkembangan pendekatan pengkajian sastra yang dirumuskan dari pendekatan Abrams. Masih banyak lagi pendekatan lainnya maupun lanjutan-lanjutan dari dasar pendekatan di atas. Seperti pendekatan moral, feminisme, psikologi sastra, sosiologi sastra, resepsi sastra dan pendekatan lainnya. Ragam karya sastra juga ada banyak dan selalu berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, ketika membaca karya sastra, dibutuhkan pendekatan yang berbeda-beda untuk memahaminya.

Baca juga : Biblioterapi Healing: Membaca Buku untuk Kesehatan Mental

Author: Reihan Adilfhi Tafta Aunillah
Editor: Alma Fadila Rahmah