Puisi-Puisi Dian Hardiana

Tangga

Maukah kau
bersamaku
menapaki masa lalu dan masa depan
dengan sedikit terengah
menekan-nekan.

Meski seekor ular
bersembunyi di sela pijakan
mengintai legit betis
dari masa lalu yang tak bisa kau lupakan.

Di bagian tubuhku yang lain
ada ruang dan jejak
tempat titipan kecamuk perasaan
yang perlahan kau keluhkan.

Bandung, 2023

.

Lampu

Arah mana yang kau tuju kini
redup sendiri
sedang bertahun-tahun kau bersamaku
saling mencari
berdekatan
meyakinkan apa yang dipantulkan.

Putih tubuhku telah menyelap putih darahmu.

Adakah kau berpaling sekarang
memilih sesuatu yang lebih terang?

Bandung, 2023

.

Baca Juga: Lima Rekomendasi Puisi-Puisi Fenomenal W.S. Rendra yang Patut Dibaca

Lemari Pendingin

Abadikah
dari kejaran waktu
atau rasa sakit
atau dendam dari sesama.

Hingga kau tampak sesegar bayi
dan aku letih serenta zaman.

Dengung ini mungkin kau benci
tapi igauan membuatku bertahan
dari kesepian
dari ketiadaan.

Bandung, 2023

.

Televisi

Tatapanmu membuatku malu
adakah aku setelanjang itu?

Seolah-olah kau ada di sini
di hidupku yang penuh mimpi
juga racauan-racauan
atau kebohongan
yang memberi beribu kenikmatan.

Apa yang dilihat dari diriku
memberi banyak arti
banyak kekayaan.

kau riang di hadapan
sedang penyesalan kau sembunyikan.

Bandung, 2023

.

Penulis: Dian Hardiana

Tentang Penulis:
Dian Hardiana. Pernah bergiat di Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS) UPI Bandung. Karya-karyanya diterbitkan media cetak dan media digital. Buku puisi pertamanya Menghadaplah Kepadaku (buruan & co, 2020) masuk nominasi 10 karya terbaik Kusala Sastra Khatulistiwa 2021.

Baca Juga: Puisi-Puisi Faisal Syahreza