LKMF 2023: Ruang Belajar dan Diskusi Kepemimpinan

Bidang Pengembangan Sumber Daya Organisasi (PSDO) KEMA FPBS UPI baru saja menyelenggarakan kegiatan Latihan Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas (LKMF) pada Sabtu (23/12) di Villa Istana Bandung. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari sejak Jumat siang dihadiri perwakilan atau calon pengurus dari setiap himpunan yang ada di Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS) seperti HIMA Satrasia, HIMABARA, KEMABA, DSV, AEDF, Pensatrada, HIMABAJA, dan ESA. Pelatihan kepemimpinan ini bertemakan “Langkah Membentuk Kader Kema yang Memiliki Loyalitas dan Kepemimpinan”. 

Adapun tujuan diselenggarakan LKMF ini adalah memberikan ilmu-ilmu baru, sharing, mencetak kader yang berkualitas, dan mewujudkan sisi kepemimpinan mahasiswa. Seperti yang dikemukakan oleh Zahra Aulia, ketua pelaksana LKMF 2023, “Sebenarnya tujuannya itu untuk memberikan ilmu-ilmu baru karenakan ini dari prodi-prodi lain juga yang ikut LKMF terus sharing sama mencetak kader yang berkualitas juga dan mewujudkan para mahasiswa untuk memiliki sisi kepemimpinan.” 

Penyediaan Ruang Diskusi

Tujuan ini dibuktikan dengan adanya ruang belajar dan berdiskusi bagi peserta LKMF. Dimulai dari pematerian pertama terkait urgensi Trigatra Bangun Bahasa yang wajib diketahui mahasiswa fakultas bahasa dan sastra. Pematerian kedua terkait kepemimpinan dan pematerian ketiga mengenai sejarah berdirinya KEMA FPBS. Tidak lupa pula setiap pematerian terdapat sesi tanya jawab yang bertujuan menyediakan ruang bagi peserta untuk menanyakan hal yang dibingungkan.

Selain pematerian, ada sharing session mengenai retorika dan Focus Group Discussion (FGD) mengenai penyalahgunaan kekuasaan dalam berorganisasi dengan subtema “mewujudkan budaya adil gender dan menjadikan organisasi ruang aman tanpa kekerasan seksual”. Melalui sharing session dan FGD ini peserta saling berpendapat, bertukar pikiran, dan juga bercerita mengenai pemahaman mereka tentang tema yang diberikan. 

Salah satu peserta LKMF yang merasakan manfaat kegiatan ini adalah Syeila, perwakilan AEDF yang kini menjabat sebagai wakil sekretaris umum, “Tentunya banyak pelajaran yang bisa diambil contohnya kepemimpinan, tanggungjawab, terus juga gimana sih cara kita untuk mengorganisir suatu organisasi untuk menjadi lebih baik. Banyak juga pelajaran yang bisa aku ambil dari kahim-kahim yang datang. Terus juga berbagi pengalaman. Terus kayak bagaimana sih cara mem-bonding anggota yang baik. Banyak juga materi yang relevan dan bisa kita aplikasikan di organisasi kita,” ujar Syeila. 

Kesempatan Saling Mengenal Jurusan

Hal yang menarik perhatian adalah agenda pos to pos-nya, sebab ada peraturan yang harus dilaksanakan oleh peserta. Di setiap pos, peserta diminta untuk memperkenalkan diri dengan bahasa sesuai jurusan masing-masing. Tentu saja hal ini membawa dampak positif. Selain melatih para peserta untuk memperdalam ilmu bahasa mereka masing-masing, tetapi juga menambah pengetahuan baru untuk peserta dari jurusan yang lain. Agenda pos to pos ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk saling mengenal dan dapat menjadi awalan baik untuk mengamalkan Trigatra Bangun Bahasa. 

Jika LKMF Diadakan Lagi

Dibalik itu semua, ada ketidaksempurnaan dari kegiatan ini. Melalui Live Report di akun Instagram resminya, KEMA menyiarkan proses penyematan pin tiap himpunan dan HIMA Satrasia menjadi satu-satunya himpunan yang tidak disiarkan saat proses ini berlangsung. Sayangnya, masalah ini baru disadari oleh panitia LKMF ketika delegasi HIMA Satrasia membicarakannya di story Instagram.

Setelah dicari tahu, ternyata ada sedikit kendala teknis di memori handphone panitia yang saat itu bertugas untuk merekam. Untung saja, ada panitia lain yang memotret momen tersebut sehingga masalah ini dapat terselesaikan di keesokan harinya. Terlepas dari masalah tersebut, terdapat banyak harapan yang menyertai kegiatan ini. Semoga ketidaksempurnaan ini dapat menjadi pembelajaran untuk LKMF 2024 nanti. 

Penulis: Desi Fitriani 

Editor: Laksita Gati Widadi

Baca Juga: Pertigaan Seni Budaya: Sebuah Jalan Pembuka bagi Perajin Seni Mahasiswa UPI