Mendapat Surat Teguran dari Dekan, BEM KEMA FIP: Kami Tidak Ingin Menjadi Alat Pembungkam Demokrasi

BEM Kema FIP mendapatkan surat teguran pada 25 Juli 2021 tepat pada saat pelantikan BEM dan DPM Kema FIP. Selanjutnya, organisasi tersebut mempublikasikan suratnya dengan memberikan sepercik respons terkait surat yang diberikan oleh pihak Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Dalam unggahannya menjelaskan keresahan mahasiswa terhadap birokrat kampus. Postingan tersebut akhirnya terdengar ke beberapa organisasi lain di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), sebab hanya satu organisasi saja yang mendapat teguran. Selain itu, dalam surat juga dijelaskan beberapa keberatan yang dirasakan oleh pihak Fakultas Ilmu Pendidikan.

“Fakultas itu mitranya BEM Fakultas, sehingga menyampaikannya lewat BEM Fakultas.” ujar Bapak Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan ketika berdiskusi dengan pihak BEM Kema FIP. Hal tersebut menjadi alasan diberikannya surat teguran pada BEM Kema FIP. Pihak FIP merasa keberatan terkait postingan yang diluncurkan oleh BEM Rema UPI yang berisi kritikan terhadap UKT di UPI dengan icon khas UPI, yaitu Isola disertai foto Rektor UPI. Hal itu dianggap dapat merusak citra UPI.

Menanggapi hal tersebut, BEM Kema FIP sangat menyayangkan tindakan pihak fakultas, karena surat tidak diturunkan langsung oleh Rektorat kepada BEM Rema UPI. Pihak fakultas seakan menjadikan BEM Kema FIP sebagai perantara, sehingga muncullah beberapa asumsi negatif dari mahasiswa, dan beberapa organisasi di kampus. Selain itu, pihak Dekan FIP menyatakan bahwa hal ini tidak perlu dibawa ke ranah publik, cukup dengan diselesaikan melalui surat balasan. Namun, BEM Kema FIP justru mengunggah isi surat secara terang-terangan ke ranah publik.

Sebelumnya, pihak Fakultas belum mendiskusikan perihal isi surat ini dengan ranah Rektorat. Keberatan tersebut datang langsung dari pihak FIP. Hal itu mengundang persepsi mahasiswa terkait ketidakjelasan tujuan dan maksud surat yang diberikan oleh Dekan FIP pada BEM Kema FIP. “…Ketika kami berkomunikasi dengan Pak Wadek terkait surat teguran yang disampaikan kepada kami dan bukan kepada BEM Rema UPI selaku organisasi yang mengunggah poster tersebut, Pak Wadek menjawab tidak tahu.” jelas Azmi.

Di samping itu, BEM Kema FIP juga telah mengirimkan surat balasan pada pihak Fakultas. “…Kami juga sudah memberikan surat balasan kepada Dekanat, dan di dalam surat balasan tersebut secara tegas menolak untuk meneruskan surat tersebut kepada BEM Rema UPI. Karena kami tidak ingin menjadi alat pembungkam demokrasi dalam hal kebebasan berpendapat.” ujar Azmi ketika diwawancara.

Tujuan dari diunggahnya postingan yang dianggap merusak citra baik UPI tersebut adalah sebagai bentuk ekspresi mahasiswa dalam menanggapi birokrat kampus.

Azmi menjelaskan bahwa kejadian ini telah disampaikan pada pihak BEM Rema melalui Presiden Endang. Obrolan tersebut terjadi sebelum postingan pernyataan sikap dari pihak BEM Kema FIP terkait surat tersebut. Respons yang diberikan BEM Rema UPI kurang sesuai dengan harapan. Menurut Presiden Endang, Presiden BEM Rema UPI, kejadian pemberian surat teguran itu merupakan hal biasa, karena mereka pun sering mendapat intimidasi dari birokrat. Adapun respons dari beberapa organisasi lain terhadap isu ini adalah dengan memberi dukungan terhadap BEM Kema FIP. Beberapa organisasi masih memantau perkembangan dari isu tersebut.

Baca juga : Temu Virtual Alumni Depdiksatrasia UPI

Penulis : Riska Mutiara Dewi
Editor : Desrina Nuraffifah