Bandung, 17 Januari 2022 sebuah acara bertajuk Panggung Setara diadakan oleh Aliansi UPI melawan KS bertempat di gedung PKM UPI. Mengangkat tema kekerasan seksual, Panggung Setara menjadi sebuah ajang pertunjukkan serta bentuk dukungan terhadap hak asasi perempuan. Acara yang dihadiri oleh mahasiswa UPI dan umum ini, dipandu oleh M. Abdillah Mahardika Oz dan Anggi Meilani selaku pewara.
Acara dimulai dengan penayangan film 27 Step of May yang kemudian dilanjut dengan diskusi bersama Tria Suciana, psikolog klinis yang sering menangani penyintas kekerasan seksual. Dalam diskusi tersebut, membahas pengalaman penyintas kekerasan seksual setelah mengalami kekerasan seksual dalam jangka pendek dan panjang. Suci menerangkan bahwa penyintas kekerasan seksual mempunyai caranya tersendiri dalam bereaksi atas peristiwa buruk tersebut. Namun umumnya, penyintas akan menyalahkan diri sendiri dan keadaan yang ia terima, lalu menarik diri dari lingkungannya.
“Setelah korban mengalami kekerasan seksual, biasanya muncul pemikiran-pemikiran yang berulang, menyalahkan diri sendiri yang berakibat kepada perasaannya merasa marah, kecewa pada diri sendiri, dan berdampak ke perilaku yang menarik diri dari lingkungan dan kegiatan yang berulang.” ujar Suci.
Suci juga menerangkan bahwa kekerasan seksual tidak hanya berdampak pada pribadi penyintas, namun juga keluarga dan lingkungan sekitar penyintas. Sayangnya, banyak keluarga atau orang-orang di lingkungan penyintas yang belum mengetahui cara terbaik menunjukkan dukungan terhadap penyintas.
Agar hal itu tidak kembali terulang, Suci pun menjelaskan bagaimana sikap yang harus ditunjukkan keluarga serta orang terdekat dari penyintas. Mereka harus menjadi social support untuk korban dengan cara berkomunikasi dengan perlahan dan baik serta berempati terhadap apa yang dirasakan oleh korban.
Setelah sesi diskusi selesai, acara kemudian dilanjutkan dengan berbagai penampilan dari beberapa komunitas. Penampilan pertama berasal dari Himasra, melalui sebuah tarian elegan dan emosional yang bercerita tentang bagaimana kekerasan seksual bisa dialami oleh siapapun. Dilanjutkan dengan pembacaan puisi berjudul “Gadis yang Menangis” oleh Anggun Kurnia Likawati, sebuah pertunjukkan drama oleh Lakon dan Kelompok Introvert. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan puisi dari perwakilan ASAS dan HIMA Satrasia, penampilan seni mural secara langsung oleh komunitas Seni 229.
Tidak lupa, ada juga penampilan spesial berupa pembacaan puisi “Sepiring Nasi Panas” dan “Depan” oleh Angga Priharyadi. Tak hanya membacakan dua karyanya, Angga juga sedikit menjelaskan makna dan proses kreatif penulisan 2 puisi tersebut.
Tidak lengkap rasanya jika sebuah acara tidak disertai penampilan musik secara langsung. Panggung Setara juga dimeriahkan oleh sebuah band musik bernama Pragmatik dan penampilan solo dari Sekalarama yang menutup malam dengan manis.
Baca juga: ITISAL KOPI SARING
Penulis: Salsabila Izzati Alia
Editor: Neni D. A