Sabtu, 18 Juni 2022, Gebyar Monolog Teater Lakon 2022 hari kedua dilaksanakan di Gedung Geugeut Winda (PKM) Lantai 2. Gebyar Monolog merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh Teater Lakon. Pimpinan Produksi─Gusdian Palah─menyatakan bahwa, “Gebyar Monolog ini selain untuk melaksanakan program kerja tahunan Teater Lakon, juga karena adanya keinginan dari anggota Teater Lakon untuk membuat sebuah pertunjukan yang relevan dengan keadaan saat ini. Apalagi, pada era saat ini banyak sekali pemberitaan TPKS. Karena kami menampilkan teater yang produknya itu sebuah karya, maka kami mengangkat tema ‘Suara dalam Karya’ untuk Gebyar Monolog tahun ini.
Pementasan hari kedua ini menampilkan dua monolog, yaitu “Di Balik Pangkuan Ibu” karya Jonathan Joseph dan “Marsinah Menggugat” karya Ratna Sarumpaet. Pementasan diadakan dalam dua sesi. Sesi pertama pukul 14.00─16.00 WIB dan sesi kedua pukul 19.00─21.00.
Pementasan monolog “Di Balik Pangkuan Ibu” karya Jonathan Joseph yang diperankan oleh Siti Fuji dan disutradarai oleh Jonathan Joseph membuka Gebyar Monolog hari kedua. Pementasan ini menceritakan lika-liku kehidupan tokoh Mirna. Mirna yang meninggal setelah melahirkan anak pertamanya, Mirna yang dilecehkan oleh ayahnya, dan Mirna yang seringkali dipandang sebelah mata. Siti Fuji atau akrab dipanggil Si Fu menyampaikan bahwa, “Pemilihan naskah monolog ini dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk menyampaikan bahwa bentuk cinta itu bermacam-macam, tidak hanya berbentuk kasih sayang dan perhatian. Harapan dari ditampilkannya pementasan monolog ini adalah agar kita tidak mudah menghakimi seseorang karena kita tidak tahu apa alasan di balik sesuatu yang dilakukan oleh seseorang. Semoga penonton bisa mengambil pelajaran yang terselip dalam pementasan, bahwa seorang ibu bukan hanya ibu yang melahirkan.”
Setelah pementasan monolog “Di Balik Pangkuan Ibu”, ditampilkan pementasan monolog “Marsinah Menggugat” karya Ratna Sarumpaet yang diperankan oleh Adinda Nur Alfie dan disutradarai oleh Wahyu Ramdhani. Pemilihan naskah ini dilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk menyuarakan apa yang terjadi saat ini. Monolog “Marsinah Menggugat” menceritakan seorang buruh bernama Marsinah yang dibunuh dan diperkosa secara mengenaskan karena ia berani membuka suara. Dalam monolog ini, diceritakan pula Marsinah yang berbicara dalam kematiannya dan perjuangan-perjuangannya. Dalam prosesnya untuk bisa memerankan tokoh Marsinah, Adinda Nur Alfie seringkali mencari tahu latar belakang tokoh Marsinah dan permasalahan-permasalahan yang diangkat dalam naskah. Adinda menyampaikan harapan dari monolog yang ia pentaskan, “Harapannya, pemerintahan di Indonesia dapat bersikap adil terhadap rakyat-rakyatnya. Apalagi, ketika ada rakyat yang membuka suara terhadap kebijakan pemerintah yang kurang sesuai.”
Pementasan Gebyar Monolog Teater Lakon berhasil membawa penonton masuk ke dalam cerita dan mengambil pelajaran dari monolog yang dipentaskan. Salah seorang penonton—Nur Fitriani—berpendapat bahwa ia merasakan kesan yang luar biasa, “Kesannya keren banget, merinding juga selama nontonnya. Aktornya keren bisa memerankan banyak tokoh sekaligus dengan ekspresi yang luar biasa. Alurnya sampai pada saya sebagai penonton. Pesannya semoga lebih banyak lagi kegiatan yang seperti ini dan lebih baik lagi ke depannya,” ujar Nur Fitriani.
Diakhiri oleh berfoto bersama, Gebyar Monolog Teater Lakon 2022 hari kedua pun selesai. Dengan diadakannya Gebyar Monolog Teater Lakon 2022 ini, diharapkan dapat membakar semangat generasi muda untuk berani berkarya, khususnya madepdiksatrasia yang seakan semangat dalam proses kreatif hanya sampai 4 SKS mata kuliah Pergelaran Sastra Indonesia.
Baca Juga : RUU TPKS: Tidak Ada Keraguan Tancap Gas Untuk Disahkan
Penulis dan Editor : Nenden Nur Intan