“Abadikan momen dengan puisi.” —Choi, Jun
Menurutnya, puisi modern biasanya membahas tentang budaya. Indonesia adalah negara yang memiliki banyak sastra di dalamnya.
Choi Jun—penyair Korea yang sempat tinggal selama 5 tahun di Indonesia—mengabadikan isi hatinya dalam bentuk kumpulan puisi dalam bukunya “Orang Suci, Pohon Kelapa” yang ditulis ulang dalam bentuk bahasa Indonesia oleh Nenden Lilis A. dan Kim Young Soo.
“Sastra Indonesia selalu berbicara tentang hati,” tambahnya lagi.
Ia juga mengingatkan kepada audiens untuk senantiasa mencintai puisi dan menyayanginya. Karena dengan berpuisi, curahan hati dapat terealisasi.
“Siapa pun sebenarnya bisa menulis puisi, semoga kalian yang ingin menjadi penyair bisa terealisasi, dan tentu dengan bantuan Tuhan. Ciptakan mimpi, maka ada sesuatu yang akan kau raih.”
Bedah buku juga dihadiri Nenden Lilis, penerjemah buku tersebut. Ia membuka sesi diskusi dengan penyampaian beberapa salam khas Indonesia.
“Di Indonesia saja untuk salam sudah banyak dari berbagai daerah, kalau saya sebutkan semua, bisa panjang nanti.”
Nenden berbagi rasa selama proses penerjemahan yang ia lakukan. Menurutnya dalam menerjemahkan suatu karya sastra, nilai “greget” dalam karya tidak boleh dihilangkan. Pemadanan bunyi bahasa yang berbeda memberi kesan lebih bagi Dosen Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI itu.
Baca juga: Bincang Santai Musikalisasi Puisi dengan Fajar M. Fitrah