Diskusi Santai Satrasia : Pandangan Islam Terhadap Olahraga

Jumat, 08 Oktober 2021 dilaksanakan Diskusi Santai yang merupakan acara kolaborasi antara Subbidang Kerohanian dan Subbidang Olahraga Hima Satrasia FPBS UPI 2021. “Semoga kawan-kawan yang turut hadir pada acara diskusi santai ini bisa menikmati dengan baik dan memperoleh ilmu yang didapatkan dari pematerian.” Ujar Rike Damayanti selaku Kasubbid Kerohanian Hima Satrasia saat memberi sambutan. Acara ini berisikan pematerian dan dilanjutkan diskusi tentang pandangan Islam terhadap olahraga dan pandangan umum mengenai olahraga-olahraga yang dianjurkan Islam.

Pematerian pertama pada Diskusi Santai ini dipantik oleh dua narasumber, yaitu Wina Nur Khalifah dan Nabila Nurul Aini. Mereka secara bergantian menjelaskan persoalan olahraga dalam pandangan Islam. Mereka menuturkan bagaimana pentingnya olahraga dalam Islam, “Rasulullah sangat menganjurkan umatnya untuk berolahraga. Beliau pernah bersabda, Dari Abu Hurairah R.A, Rasulullah S.A.W bersabda: “Orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah.” Dari hadist di atas, bisa kita pahami bersama soal pentingnya olahraga dalam Islam.” Tutur Wina dalam diskusi sore itu. Tidak hanya menjelaskan soal pentingnya olahraga dalam Islam saja, mereka juga menjelaskan perihal manfaat olahraga dalam agama Islam, keterpaduan antara olahraga dan agama, pro dan kontra olahraga dalam pandangan agama Islam, dan diakhiri dengan olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah, “Ada juga olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah, seperti berenang, memanah, dan berkuda.” Ujar Nabila Nurul Aini yang juga mengakhiri pematerian perihal olahraga dalam pandangan Islam.

Tidak berhenti sampai di sana, pematerian pun dilanjutkan oleh pemantik selanjutnya, yaitu Gibraltar Syawalan dan Fakhri Khalil Fanshuri. Diskusi selanjutnya ini lebih menjelaskan pandangan umum mengenai olahraga-olahraga yang dianjurkan oleh agama Islam, seperti olahraga renang dengan sejarah, manfaat, dan gayanya, panahan dan fakta unik di dalamnya, juga olahraga berkuda, dan jenis-jenis yang ada di dalamnya. Mereka menjelaskan secara singkat dan jelas tentang olahraga-olahraga yang dianjurkan Islam itu menggunakan sudut pandang umum. Diselingi beberapa guyonan saat mereka memaparkan materi, mereka berhasil membuat pematerian ini lebih cair dan bisa mengundang diskusi asik di dalam acara Diskusi Santai sore itu.

Sehabis 4 pemateri menyampaikan materinya, acara berlanjut dengan diskusi serta tanya jawab dari peserta yang hadir. Ada beberapa pertanyaan yang masuk dan memantik diskusi lebih hidup lagi, seperti pertanyaan dari Anisa Gilang mengenai olahraga renang bagi wanita menurut Islam, “Bagaimana pandangan Islam mengenai olahraga renang bagi wanita?”. Diskusi berlangsung dengan jawaban pemateri dan beberapa tambahan jawaban dari partisipan yang hadir saat itu, “Islam tidak melarang muslimah untuk berenang. Namun, ada etika-etika yang harus dijaga oleh muslimah ketika hendak berenang. Seperti pakaian yang di pakai tidak menampakan aurat, tetap memakai kerudung, dan hal-hal lain yang menjaga muslimah itu agar tidak mengundang syahwat orang lain ketika memandangnya.” Jawab Wina Nur Khalifah.

Diskusi sore itu berlangsung sampai pukul 17.15. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang memantik diskusi lebih hidup lagi, mulai dari batasan-batasan olahraga dalam Islam, berenang bagi muslimah, sampai olahraga terjangkau untuk hari ini. Setelah tidak ada lagi yang bertanya dan menanggapi lagi persoalan diskusi sore itu, akhirnya moderator menyudahi diskusi dan menyerahkan kembali acara kepada pewara. Sebelum ditutup, pewara bertanya kepada peserta mengenai kesan dan pesan diskusi santai hari ini. Salah satu peserta pun membagikan perasaannya kepada peserta lain, “Alhamdulillah ya diskusi hari ini semakin menambah pengetahuan saya mengenai olahraga dan pandangan-pandangan Islam mengenai olahraga itu sendiri. Semoga ke depannya kita bisa mengamalkan apa-apa yang telah kita dapatkan dari diskusi santai hari ini.”

Penulis: Rifki Zaenal Muttaqin
Editor : Nenden Nur Intan