Membicarakan Kurikulum Baru dan Alokasi Dana Praktikum di Dismadep

Kamis (5/3), Subbidang Parsitipasi Sosial dan Politik Mahasiswa (Parsospolmawa) Bidang Kajian dan Penalaran Hima Satrasia FPBS UPI 2020 menggelar Diskusi Mahasiswa Departemen. Kegiatan bertempat di Auditorium FPBS UPI dan dimulai pukul 14.00.

Dalam diskusi ini, Mahasiswa Depdiksatrasia diajak untuk menelusuri kebijakan kurikulum baru dan alokasi dana mata kuliah praktikum bersama pihak departemen.

Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Hima Satrasia. Dilanjutkan dengan pemberian sambutan oleh Ketua Subbidang Parsospolmawa Senna Malinda, Sekum Hima Satrasia M. Fadhlan, dan Ketua Departemen Dra. Isah Cahyani.

Jumlah SKS dan Alokasi Dana Departemen

Acara inti pun dimulai. Dr. Khaerudin Kurniawan, M.Pd. hadir sebagai pembicara pertama. Beliau menyebutkan, jumlah SKS yang harus ditempuh minimal 144 SKS, satu semesternya maksimal 21 SKS.

Untuk tahun ini, Pak Khaerudin mengatakan bahwa Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki alokasi dana sekitar Rp631.000.000. Dana alokasi ini berlaku untuk satu tahun keuangan, terhitung sejak bulan Januari hingga Desember. Sesuai dengan pedoman standar UPI, batas dana yang dikeluarkan untuk praktikum adalah sebesar 10%.

“Anggaran praktikum sekitar 63 jutaan (untuk dik dan nondik— peny). Standar UPI, sebetulnya. Untuk sekian matkul, tentu saja ada kegiatan prodi. Itu antara 2 sampai 2,5 juta per mata kuliah, tergantung pada mata kuliah itu sendiri,” jelas Pak Khaerudin.

Beliau juga menambahkan, untuk mencairkan dana tersebut, pertama-tama mahasiswa dapat mengajukan proposal ke pihak prodi. Dari pihak prodi akan diteruskan ke tingkat fakultas, baru kemudian ke bagian bendahara UPI.

Mengenai gambaran praktikum yang hendak dilakukan pun hendaknya memiliki dampak akademik, ekonomik, dan sosial. “Akademik, misalnya, bisa meningkatkan kualitas universitas. Ekonomik, dilakukan dengan pengabdian. Sementara sosial, yaitu dengan melakukan kerja sama bersama mitra institusi di masyarakat,” ujar beliau.

Baca juga: Menuju Hari Perempuan Sedunia: Membangun Jaringan Solidaritas Perempuan

Kurikulum Baru dan Alokasi Dana Prodi

Kegiatan dilanjutkan oleh pembicara kedua, yaitu Dr. Rudi Adi Nugroho M.Pd., untuk membahas kurikulum dan alokasi dana praktikum Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.

Dalam perubahan kurikulum ini, ada beberapa mata kuliah lanjutan yang idealnya ditempatkan di tingkat atas, tetapi digeser menjadi di tingkat awal.

Pak Rudi mengatakan hal tersebut diarahkan agar mahasiswa bisa membekali diri lebih dini untuk siap produktif di bidang akademis. Namun, mengenai hal ini dikatakan masih dalam proses pertimbangan.

Sementara itu, mengenai alokasi dana, jumlahnya sekitar Rp39.000.000 untuk anggaran praktikum Prodi Nondik dan sisanya untuk anggaran praktikum Prodi Dik—dari anggaran sebesar Rp63.000.000 dan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.

Pak Rudi mengatakan bahwa dalam praktikum ini diharapkan ada produk yang disasar dan kegiatannya jelas. “… Nanti ketika ada pengajuan proposal dari mata kuliah tertentu untuk kegiatan tertentu yang  mengarah pada praktikum, sangat dimungkinkan. Selama realistis dan alokasi dana masih ada, insyaallah dari pihak prodi tidak akan dipersulit. Yang penting kegiatannya jelas dan produknya jelas,” tegas beliau.

Pemateri juga mengatakan bahwa alokasi dana ini tidak ditabung. Apabila terdapat sisa, akan dikembalikan atau digunakan untuk dana kerja sama seperti dana seminar atau kepanitiaan. Sebab, di akhir tahun, jumlah alokasi dana harus nol.

Kurikulum baru ini akan terus dievaluasi setiap semesternya. “Apabila ada perubahan cukup signifikan hasil evaluasi terkait akademis, akan kami sosialisasikan. Boleh memberi masukan melalui hima dan akan dipertimbangkan lagi untuk pengeksekusiannya.”

Baca juga: PAGI