Membuat Puisi Bersama Para Ahli

Workshop Puisi adalah seminar yang diadakan oleh Hima Satrasia dari subbidang kesenian, membahas tentang bagaimana membuat puisi dan menjawab permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan puisi. Acara ini diselenggarakan pada hari Rabu, 20 November 2019, bertempat di Auditorium FPBS Lantai 4. Acara ini dimulai pukul satu dan bisa diikuti oleh semua kalangan dan angkatan yang berminat dalam bidang karya sastra, khususnya puisi. Dalam seminar, pematerian diisi oleh dua orang yang sangat berbakat di bidang puisi, Nenden Lilis Aisyah (Penyair Wanita dan Dosen Sastra di UPI) dan Rangga Abdul Azis (Penulis Buku “Situasi yang Tak Menyenangkan”). Selain pematerian, seminar ini juga menyediakan simulasi menulis puisi yang akan dipandu dan dibantu oleh kedua pemateri tersebut.

Pematerian pertama disampaikan oleh Rangga Abdul Azis (yang biasa dikenal sebagai Gadul), dengan membawakan cerita pengalamannya sendiri bergelut dalam proses pembuatan puisi. Menurutnya membuat puisi itu tidaklah mudah, tetapi tidak juga sulit. Modal yang diperlukan untuk membuat puisi itu ada dua, kemauan dan kemampuan. Untuk menumbuhkan kemauan dalam hal pembuatan puisi, kita harus terlebih dahulu mencintai puisi tersebut. Tetapi kemauan saja tidak cukup untuk kita bisa membuat puisi yang bagus, tambahnya lagi. Kemampuan bisa didapatkan melalui banyak membaca buku puisi agar kita bisa membuat puisi. Tetapi membaca saja tidak cukup untuk membuat puisi menjadi bagus, butuh adanya penghayatan terhadap suatu teks atau fenomena.

Membuat puisi juga bukan hal yang sepele, bukan hanya mengungkapkan perasaan, bukan sama dengan akrobatik kata-kata. Mengutip dari seorang ahli, menurutnya puisi itu posisinya ada di mulut. Maksudnya, ada korelasi antara gagasan dan perasaan yang saling koheren. Untuk membuat puisi seperti itu membutuhkan kerja keras yang luar biasa.

Ada beberapa latihan yang disarankan oleh pemateri, di antaranya:

  1. Melatih Mengganti SPOK atau Struktur Kata.
  2. Melatih mendeskripsikan sesuatu hal, secara otentik.
  3. Memberi sudut pandang lain pada sebuah teks.
  4. Mengembangkan imaji, diksi dan gaya bahasa.
  5. Selalu bertanggung jawab untuk pembuatan puisi, dan disarankan untuk membuat puisi minimal satu puisi per hari.

Baca juga: Bincang Santai Akademik Perihal Karya Sastra

Pematerian kedua disampaikan oleh Nenden Lilis Aisyah (biasa dikenal sebagai Bu Nenden di UPI). Menurutnya, terdapat dua kunci umum untuk menulis puisi, jatuh cinta dan kemampuan teknis & intens penghayatan. Dua kunci tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh Gadul di pematerian pertama. Kita harus terlebih dahulu jatuh cinta kepada puisi dengan cara bergaul dengan puisi. Dalam hal pembuatan puisi, bakat bukan faktor utama untuk membuat puisi menjadi bagus. Bakat merupakan 99% kerja keras, tegasnya. Membaca puisi merupakan keterlibatan jiwa pada kehidupan, karena itu kemampuan teknis dan intens penghayatan sangat diperlukan dalam pembuatan puisi.

Terdapat tiga kunci intens, yaitu (A)ktif, (B)aca, (G)aul. Aktif di sini berarti kita harus open-minded atau mencari inspirasi terhadap sesuatu hal-hal yang sepele. Karena sesuatu dihayati akan menghasilkan sesuatu yang filosofis dan lebih dalam. Pengamat aktif akan memunculkan segala aspek, mulai dari pikiran, perasaan dan imaji. Menurutnya segala sesuatu hal itu sangat penting sehingga kita bisa terpesona karenanya dan akan selalu menghayati dan memikirkan suatu hal. Yang kedua, kita harus selalu intens membaca, baca buku puisi atau teks-teks yang lain. Ketiga, kita harus gaul. Maksudnya, kita harus mempunyai tempat yang atmosfer menulisnya bagus.

Terdapat modal penulis dalam hal ini, seperti kepekaan imaji, penguasaan materi, konsentrasi, disiplin, dan lain-lain. Adanya kemampuan teknis struktur puisi dan intensitas kedalaman kehidupan melalui penghayatan akan melahirkan estetika. Ada juga mutu puisi: kepaduan (bentuk dan isi bisa menyatu padu, di sini logika akan berperan penting dalam pembuatan puisi), kedalaman (Paduan antara isi yang merupakan pendalaman penghayatan dan gagasan ditambah dengan bentuk yang merupakan pengolahan struktur) dan kebaruan (Individuasi yang artinya proses mempunyai ke-khasan atau ciri berbeda dengan yang umum). Tahapan dalam pembuatan puisi dijelaskan adanya persiapan, kreasi dan evaluasi.

Setelah Workshop Puisi, akan dilanjut dengan Workshop Musikalisasi Puisi yang akan diselenggarakan pada hari Kamis, 21 November 2019, bertempat di Audit FPSD Lantai 4, pukul satu siang.

Baca juga: Sajak Kecil tentang Cinta Karya: Sapardi Djoko Damono