Temu Virtual Alumni Depdiksatrasia UPI

Rasa kebersamaan di antara keluarga besar Depdiksatrasia UPI tidak berhenti hanya sampai menjadi mahasiswa saja. Namun, sampai menjadi alumni pun rasa kekeluargaan itu masih terjalin. Kegiatan silaturahmi bersama IKA (Ikatan Alumni) DEPDIKSATRASIA UPI ini salah satu contohnya. Kegiatan ini diadakan pada Sabtu (10/7). Berdasarkan pemaparan Ketua Panitia, Bapak Moh. Syarif Hidayat, acara ini bertajuk silaturahmi akademik para alumni dengan memanfaatkan teknologi untuk saling bertegur sapa antara para alumni yang sudah lama tidak bertemu satu sama lain. Tujuan forum silaturahmi ini, di antaranya sebagai wadah untuk berbagi pengalaman, dan mengambil pelajaran dari pengalaman alumni.

Menurut pemaparan dari Ketua IKA Depdiksatrasia, Bapak Dr. Maman Suryaman, M.Pd., “IKA Depdiksatrasia adalah wadah darmabakti alumni Depdiksatrasia yang dibentuk pasca reuni akbar pada tahun 2018 yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia kampus Bumi Siliwangi. IKA Depdiksatrasia bertekad untuk menampung aspirasi seluruh alumni sebagai bentuk kontribusi untuk dapat membantu almamater. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memotivasi alumni serta dapat memacu prestasi mahasiswa.”

Kegiatan ini terdapat 8 narasumber yang merupakan alumni Depdiksatrasia. Setiap narasumber mengusung tema pembicaraan yang berbeda. Narasumber yang pertama, Ibu Dr. Nilam Suri yang mengusung tema “Pengalaman Mengelola Bidang Pendidikan”. Secara garis besar membahas tentang upaya yang harus dilakukan agar eksistensi bahasa Indonesia terus terjaga. Upaya yang dilakukan ialah dengan penguatan bahasa Indonesia dari faktor sosiokultural, yaitu dengan memunculkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia.

Narasumber kedua, Ibu Hj. Astuti Darmiyanti, M.A.Ed, Ed.D. yang mengusung tema “Dampak Perkembangan Bahasa pada Anak Usia Dini di Masa Pandemi Covid-19”. Beliau membahas dampak pandemi Covid-19  terhadap perkembangan bahasa AUD.

Narasumber ketiga, Bapak Dadan Saputra, S.Pd., M.Si. yang mengusung tema “Bahasa Indonesia dalam Media Penyiaran Pendidikan”. Beliau berkata bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pengantar utama dalam penyelenggaraan program siaran.

Baca juga : Muma 2021: Gulirkan Organisasi, Bangun Semangat Juang Baru

Narasumber selanjutnya adalah Bapak Drs. Eriyandi Budiman. Beliau mengusung tema “Literasi dan Keindonesiaan Kita” yang secara garis besar membahas tentang upaya peningkatan budaya literasi di masyarakat.

Dilanjut oleh narasumber  kelima, yaitu Bapak Drs. Dadang A. Sapardan, M.Pd. Beliau mengusung tema “Wadah Kreativitas Guru melalui Media Pemberitaan”. Dalam sesinya, beliau membahas tentang Newsroom sebagai wadah untuk para guru di wilayah Kabupaten Bandung Barat dalam membuat sebuah tulisan.

Narasumber keenam, Bapak Drs. Esep Muhamad Zaini yang mengusung tema “Guneman sebagai Bentuk Wirausaha Berbasis Pendidikan”. Secara garis besar beliau membahas tentang GUNEMAN, yaitu tempat berdiskusi tentang perkembangan pembelajaran atau kegiatan di sekolah masing-masing.

Narasumber ketujuh adalah Bapak Nono Sudarsono. Beliau mengusung tema “Modal Softskill dalam Wirausaha” yang secara garis besar membahas tentang berbisnis melalui pendidikan dengan mengambil peluang yang baik. Contohnya, seperti menjadi tenaga pengajar (guru bimbel bahasa Indonesia) atau mengajar bahasa Indonesia bagi penutur asing.

Narasumber terakhir adalah Willy Fahmi Agiska, S.S. mengusung tema “Menjadi Alumni Kreatif melalui Sastra”. Secara garis besar beliau membahas tentang bagaimana pemahaman dasar pada sastra keluar dari konteks sekadar teks, yaitu dengan cara melibatkan video atau audio menjadikan karya sastra dapat meningkatkan kecintaan terhadap karya sastra.

Kegiatan ini tidak hanya sekadar silaturahmi, tetapi dapat menambah pengetahuan bagi semua partisipan yang menyaksikan.

Baca juga : Pelantikan Secara Daring Tidak Mengurangi Semangat Pemgurus Hima Satrasia

Penulis : Zahra Rahmawati
Editor : Neni Dwi Astuti