Fakultas Pengajian Pendidikan, Universiti Putra Malaysia dan Fakultas Pendidikan bahasa dan Sastra (FPBS), Universitas Pendidikan Indonesia menjalin kerjasama untuk mengadakan seminar dalam rangka Program Mobilitas Memartabatkan Bahasa, Memacu Kecemerlangan pada 24 Juli 2023 s/d 25 Juli 2023 yang diadakan secara hybrid di Ruang Zoom dan Ruang Rapat FPBS UPI lantai 3.
Seminar ini menghadirkan empat bahasan materi, namun keempat bahasan tersebut tidak diadakan secara bersamaan. Salah satu dari keempat bahasan seminar tersebut adalah seminar Penulisan Kreatif oleh Dr. Shamsudin Othman dan Dra. Nenden Lilis Aisyah, M.Pd., pada pukul 13.00 WIB, tanggal 24 Juli 2023.
Di awal pematerian Penulisan Kreatif, Dr. Shamsudin Othman memaparkan mengapa beliau berani memilih menjadi seorang penyair, “Karena saya yakin, dengan menulis puisi saya dapat mengelilingi dunia.” Menurutnya hanya dengan bermodal menulis puisi, beliau dapat mengelilingi dunia tanpa mengeluarkan uang sepeser pun seperti ke negara Turki, Indonesia, dsb.
Dra. Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. juga menceritakan bagaimana beliau diundang ke berbagai acara karena karya-karyanya. Beberapa diantaranya adalah Festival de Winternachten di Den Haag Belanda dan pembacaan puisi di KBRI dan INALCO Paris Perancis (1999), Festival Puisi Internasional di Teater Utan Kayu Jakarta (2000), Festival Puisi Internasional Indonesia (2002), Diskusi dan Pembacaan Puisi di Yayasan Kesenian Perak Ipoh Malaysia (2004), Seminar di IPG Malaysia (2014), The 3rd Schamrock Festival of Women Poets di Jerman (2016), dsb.
Dr. Shamsudin Othman menyatakan bahwa “Menulis tidak boleh dipaksa-paksa, sebab menulis itu lahir dari keikhlasan.” Menurutnya menulis itu lahir dari kejujuran dan keikhlasan, karena untuk dapat menghasilkan naskah yang bagus untuk dihargai oleh sastrawan luar prosesnya panjang, agar menghasilkan pengalaman yang indah.
Dra. Nenden Lilis Aisyah, M.Pd. memberikan pemaparan atas pernyataan dari salah satu peserta seminar yang menyatakan bahwa “masih belum” merasakan bahwa puisi mampu membuatnya mengelilingi dunia, karena saat ia mengikuti lomba puisi belum pernah masuk 3 besar. Beliau memaparkan bahwa setiap instansi atau penerbit memiliki seleranya sendiri, kita harus tahu dulu bagaimana seleranya. Karena bisa jadi puisi kita ditolak di sini, namun diterima di sana. Beliau pun melanjutkan dengan menceritakan bagaimana tokoh-tokoh penulis terdahulu menulis ratusan naskah tulisan namun ditolak, hingga akhirnya ada satu yang diterima dan menerima sebuah penghargaan.
Sebetulnya pada pematerian penulisan kreatif ini seharusnya dibawakan oleh Dr. Azhar Md Sabil dan Dra. Nenden Lilis Aisyah, M.Pd., namun karena tidak bisa menghadiri kegiatan ini akhirnya digantikan oleh Dr. Shamsudin Othman. Meskipun begitu, acara berjalan dengan lancar dari awal sampai akhir.
Acara kemudian ditutup dengan pemberian sertifikat dan souvenir dari panitia untuk para pemateri dan moderator. Setelahnya diakhiri dengan sesi dokumentasi berupa foto bersama dan kemudian diarahkan untuk makan bersama.
Azim Farhan selaku ketua dari rombongan mahasiswa UPM yang mengikuti rangkaian kegiatan ini mengungkapkan besar harapannya agar program-program yang terjalin ini dapat berlanjut hingga kedepannya, karena menurutnya banyak sekali hal baik yang dapat diambil. Salah satunya adalah perbedaan bahasa dari dua negara tersebut yang menjadi ciri khas dan penambah wawasan, bagi masing-masing negara. Seperti pada saat seminar penulisan kreatif ini, banyak unsur-unsur yang ada di dalam penulisan kreatif Indonesia juga bisa digunakan untuk bahasa Melayu.
Penulis: Fitri Nurul
Editor: Icha Nur Octavianissa