Mendekati waktu LPJ-an dan menyambut Musyawarah Mahasiswa tahun 2023, Hima Satrasia sedang aktif-aktifnya melunasi satu per satu keinginan Madepdik. Salah satunya menghadirkan program kerja “seru-seruan”.
Pada akhir pekan di minggu kedua Februari (12/2), Hima Satrasia melangsungkan rangkaian program kerja yang memiliki dua kegiatan di dalamnya, Sehat Bersama Satrasia dan Satrasia Berkompetisi.
Sehat Bersama Satrasia, atau mari sebut saja “Master Chef versi Satrasia” dirancang oleh Subbidang Pengembangan Keterampilan Diri (PKD) dan Subbidang Olahraga. Tujuannya sebagai wadah bagi Madepdik Satrasia untuk menyalurkan keterampilan memasak masakan sehat dan bergizi dalam bentuk perlombaan. Bentuk kegiatannya hampir sama dengan Master Chef di televisi.
Awalnya, Subbidang Pengembangan dan Keterampilan Diri ingin merespons hasil penelitian Ketua Bidang Minat dan Bakat. Memasak menempati posisi pertama dalam pertanyaan “Keterampilan diri yang ingin dikembangkan oleh Madepdik Satrasia?”. Namun, melihat bahwa ada potensi besar bagi Subbidang Olahraga menyusup di dalamnya untuk memberi pengetahuan makanan sehat bergizi seimbang, menjadikan Semasa (Sehat Bersama Satrasia) sebagai proker kolaborasi.
“Master Chef versi Satrasia”
“Master Chef versi Satrasia” ini diikuti oleh empat tim dengan masing-masing 3 orang di dalamnya. Terdapat empat tim dengan komposisi 3 orang di dalamnya. Setiap tim mendapat bahan pokok pilihan, yaitu ubi, jagung, atau kentang sebagai bahan pokok dalam masakan. Kemudian, mereka olah menjadi makanan sehat dan bergizi dalam waktu 60 menit.
Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses memasak dengan tiga juri, di antaranya ialah Imtiyaz (mahasiswa program studi Gizi UPI), Azhari (mahasiswa program studi Tata Boga UPI), dan Dr. Yulianeta, M.Pd. (dosen sekaligus Wakil Dekan Bidang Akademik FPBS UPI). Ketiga juri tersebut dipilih karena kompeten menilai aspek kandungan gizi dalam olahan makanan, rasa dan tampilan makanan, serta proses kreatif selama memasak.
Baca juga: Melihat Hal yang Tidak Terlihat di Desa Tugumukti
Waktu memasak telah usai, tiba saatnya sesi untuk mencicipi dan memberi komentar makanan yang telah dibuat peserta.
“Dalam lomba memasak, mestinya waktu yang diberikan oleh panitia dapat dimanfaatkan secara maksimal,” ujar Bu Yulianeta ketika memberi komentar kepada tim 4 (Roby, Jundi, dan Andreas) menjelaskan bahwa waktu yang cukup lama menjadi alasan cream soup buatan mereka dingin saat dicicipi juri.
Yulianeta kembali memberi komentar penutup untuk tim 4, “overall rasa oke dan untuk plating cantik, tetapi kebersihan masih kurang“.
Dila, selaku Ketua Pelaksana memiliki harapan bahwa setelah berakhirnya Semasa, timbul kebiasaan untuk terampil memasak makanan sehat dan bergizi bagi para peserta. Berakhirnya Semasa ditandai dengan pengumuman tim 4 sebagai juara pertama lomba sebelum upacara penutupan siang hari itu.
Serunya Satrasia Berkompetisi Sampai Melupakan Sampah
Waktu sore di hari yang sama, Hima Satrasia lanjut mengadakan kegiatan Satrasia Berkompetisi. Futsal menjadi olahraga pilihan yang dilombakan. Bertempat di Saluyu Futsal dengan empat tim, yaitu 2022, 2020 + 2021, 2019 A, dan 2019 B.
Permainan futsal dibumbui dengan gimmick jenaka dari tiap tim. Walaupun tiap tim ingin menunjukkan kemampuan terbaik dengan serius bertanding, tetap saja tawa canda akan selalu hadir dalam tiap pertandingan.
Setelah masing-masing tim melakukan 3 pertandingan, tim 2021 + 2020 keluar sebagai juara pertama karena sukses meraih kemenangan berturut-turut tanpa sekalipun kalah. Sembilan poin merupakan angka sempurna dari tiga pertandingan. Sementara itu, tim 2019 A mampu mengumpulkan 5 poin dari 3 pertandingan, sehingga keluar sebagai juara kedua.
Baca juga: Teater Kemat Jaran Goyang: Batas Tipis antara Cinta dan Obsesi
“Mual, mau muntah, terus cape karena lama gak futsal, tapi seru banget sih lama gak olahraga soalnya,” jawab Akbar, salah satu anggota tim 2020 + 2021 ketika ditanya mengenai kesan menjadi juara pertama dalam Satrasia Berkompetisi.
Akhir dari Satrasia Berkompetisi ialah pemberian hadiah dilanjut dengan foto bersama panitia dan peserta di dalam lapangan. Setelah itu, peserta maupun panitia meninggalkan tempat kegiatan untuk melanjutkan agenda masing-masing dan lalai akan tanggung jawab atas kebersihan tempat kegiatan, sehingga sampah berserakan di sekitar area lapangan futsal.
Bagaimanapun juga, program kerja “seru-seruan” Hima Satrasia sebagai realisasi keinginan Madepdik Satrasia telah tuntas dilaksanakan. Keduanya cukup sukses dan memberi pengalaman yang berkesan karena menjadi momen pertemuan kawan-kawan antar angkatan.
Penulis: Siti Labibah Fitriana
Editor: Ezita Verananda