Ziarah Pasar Malam

Ziarah Pasar Malam I

Hari itu
Matahari masih sepucat limun
Dan orang-orang pergi berdeduyun
Seperti marka jalan yang lurus-putus-putus
setiap dari mereka bersolek
menggandeng kembang dan wewangian
saling mengantongi potret masa lalu.

Ziarah Pasar Malam II
Sunyi melipir ke tengah-tengah kota
Pesta kematian dimulai

Ziarah PasarMalam III
Aku melihat kembang segar di atas pengkuburan
Saling silang warna—lucu dan sedikit menggemaskan
Seperti kue donat bertopi meses
Buatan emak.

Ziarah Pasar Malam IV
Nyanyian duka digelar
Orang-orang sibuk seketika
Saling memerah air mata di telaga
Dan menampungnya dalam doa tak kasat mata.

Ziarah Pasar Malam V
Pesta telah usai
Orang-orang pergi berhamburan
Tukang kembang dan tukang nyekar
Meninggalkan jejak-jejak bisu
Sebagai sala pisah yang tak kekal

Sesaat itu
Kembang-kembang kembali layu
Melikut dalam bingkisan doa-doa
Tak ada nyanyian
Tak ada perjamuan
Tak ada kue donat atau nastar
Sekali lagi, pesta telah usai
Semua kembali bertamu sepi
Sewaktu sunyi pulang kepangkuan: kuburan.

Baca juga: Kumpulan Puisi “Apa yang Diharapkan Rel Kereta Api” karya Moon Changgil: BENTUK PERLAWANAN DAN HARAPAN UNTUK KOREA SELATAN

Penulis: Fadlan M. Fadilah