GILIRAN KAMI SAYA YANG BERBICARA

Belakangan ini ramai sekali pembahasan Pergelaran Sastra, dari berbagai sudut pandang. Saya juga menjadi gemas karena angkatan saya yang akan melakukan Pergelaran, kalau bahasa sundanya mungkin ngarasa teu diajakan ngobrol kieu padahal urang nu rek pentas, dan yang paling utama adalah muncul pertanyaan ““Ini senior-senior kenapa, ya? Jujur saja, membuat kami (angkatan 2018) bingung untuk menyikapinya atau mungkin saya saja, ya? Entahlah.” 

Membaca tulisan mengenai pergelaran ini benar-benar memunculkan banyak pertanyaan. Apa yang ingin disuarakan sebenarnya? Apa kepentingan kakak-kakak sekalian ini? Saya tidak mengerti. Saya ingin menyampaikan beberapa hal, karena saya salah satu dari mereka yang akan terjun langsung di Pergelaran Sastra tahun ini.

Di Sini Kami Saya yang Berbicara Pergelaran

Pertama, masalah pendampingan dari Sanggar Sastra sebenarnya memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya sudah jelas mengurangi beban kerja, dan memiliki “kakak” untuk dimintai bantuan. Kekurangannya (mungkin) pendampingan ini tidak bisa menjadi rencana jangka panjang, karena ketika kelak angkatan 2018 naik tingkat tiga dan ada yang memilih sanggar sastra, maka pendampingan terhadap adik tingkat rasanya kurang maksimal, karena secara pengalaman kami hanya memiliki pengalaman tingkat kelas (tidak ada pengalaman manajerial secara besar).

Kedua, mengenai kapasitas individu di bidang teater, mungkin benar akan lebih baik dan efektif jika ditangani oleh ahlinya, tapi bukan berarti harus menghilangkan kesempatan untuk belajar, karena memang ruang yang ada pada akhirnya adalah untuk belajar, mengajar, dan ajar-ajar lainnya.

Terakhir, sangat wajar jika setiap tahunnya akan selalu muncul kekhawatiran mengenai Pergelaran, karena entah disadari atau tidak sejak pertama kali resmi menjadi Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sudah disuguhi cerita-cerita Pergelaran yang penuh tantangan, and the saga continue. Apa sampai sini sudah  bergumam “Ya juga, ya?” Mungkin satu yang harus ditekankan, apresiasi terlebih dahulu kepada pihak-pihak yang berkaitan, seperti mahasiswa, dan kepada Dosen, semuanya pasti memiliki atensi yang baik dan pasti sudah melewati berbagai macam pertimbangan.

Terima kasih kepada para pemantik Interupsi Pergelaran Sastra, sehingga Pergelaran Sastra mendapat exposure yang tinggi dan menjadikan setiap individu yang terlibat lebih kritis, terutama kepada Literat yang sudah menjadi media penyalur berbagai keresahan madepdik. Salute.

Baca juga: Monolog Desember di CCL

Penulis: Karen Begaratri