International Women’s Day: Bagaimana Kabar Perempuan Saat Ini?

Apa kabar perempuan di seluruh dunia?

International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional dirayakan setiap tanggal 8 Maret. Perayaan ini berawal dari aksi demonstrasi 15.000 perempuan di Kota New York tahun 1908. Aksi ini menuntut penyingkatan jam kerja, perbaikan upah, dan pemberian hak untuk memilih. Satu tahun setelahnya, Partai Sosialis Amerika menetapkan hari itu sebagai Hari Perempuan Nasional. Tidak hanya itu, pada tanggal 8 Maret 1917, perempuan Rusia melakukan aksi “Bread and Peace” untuk menyudahi kelaparan dan peperangan di negaranya kala itu. Empat hari setelah aksi tersebut, Tzar, penguasa tertinggi di Eropa Timur dipaksa turun tahta dan pemerintah sementara memberikan  perempuan hak untuk memilih.

Kabar Perempuan Indonesia Saat Ini

Hari Perempuan Internasional menjadi momentum penting untuk merenungkan pencapaian dan nasib perempuan di dunia, khususnya di negara kita sendiri. Dari waktu ke waktu, perempuan terus menghadapi berbagai masalah dan tantangan seperti kesejahteraan ekonomi dan sosial.

Sejatinya, perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Maka, kesetaraan gender menjadi sangat penting dalam usaha peningkatan kesejahteraan ekonomi. Menurut PBB, perempuan menyumbang 70 persen dari 1,3 miliar orang di dunia yang hidup dalam kemiskinan. Selain itu, melansir dari berita yang dirilis oleh Kominfo, di Indonesia tingkat partisipasi perempuan dalam dunia kerja masih rendah, hanya mencapai 54 persen, sedangkan laki-laki sudah 82 persen.

Ketertinggalan ini harus diatasi supaya perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Namun, ada hal lain yang menjadi penghambat bagi perempuan untuk menunjukkan taringnya, yakni budaya patriarki yang masih dinormalisasi oleh masyarakat kita. Patriarki menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dalam segala aspek dibandingkan dengan perempuan. Sistem ini menjadikan perempuan berada dalam posisi subordinat atau lebih rendah.

Melekatnya Sistem Sosial Patriarki

Asian Pacific Institute on Gender-Based Violence (API-GVB) mengatakan bahwa sudut pandang patriarkis merupakan penyebab dari kekerasan berbasis gender, khususnya terhadap kaum perempuan. Komnas Perempuan mencatat tren kenaikan kekerasan berbasis gender (KBG) terhadap perempuan sejak tahun 2013 hingga 2022 yang menjadi tahun tertinggi jumlah kasus sepanjang 10 tahun terakhir mencapai 339.782 kasus. Bentuk KBG terhadap perempuan di ranah personal yang paling banyak adalah persetubuhan (845), diikuti dengan Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik (KBSE) (724), Pelecehan seksual (632), Pencabulan (595), Perkosaan (403), Incest (221), dan bentuk KBG lainnya.

International’s Women’s Day

Angka-angka tersebut mencerminkan krisis kesetaraan gender. Bukan hanya itu, data-data di atas juga menyoroti ketidakadilan sosial yang masih melingkupi berbagai lapisan masyarakat di Indonesia, khususnya kepada kaum perempuan. Fakta miris ini menjadikan momen seperti International Women’s Day ini penting untuk terus digaungkan.

Dibutuhkan usaha dan dorongan yang kuat dari berbagai lapisan masyarakat dunia agar perempuan mendapatkan haknya dan suaranya bisa didengar, salah satunya dengan mendukung kegiatan-kegiatan yang mempunyai misi penting bagi perempuan, termasuk International Women’s Day. Sebab negara yang maju adalah negara yang memiliki rasa peduli terhadap berbagai isu, salah satunya adalah isu pemberdayaan perempuan.

Tidak ada negara yang benar-benar berkembang jika menghambat potensi perempuannya dan menghilangkan kontribusi dari separuh warganya.”

Michelle Obama (Istri mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama)

Baca juga: Silent Treatment: Fenomena Mematikan bagi Sebuah Hubungan

Author: Sri Fatma Hidayah
Editor: Alma Fadila Rahmah