Kau dan Tebak-Tebakanku
Aku suka permainan kata,
Melengkapi satu per satu huruf,
Dan kau senang menebaknya.
Aku selalu percaya kau lebih pintar dariku.
Karena itu,
Akulah yang bertanya,
Dan kau yang selalu benar menjawabnya.
Namun,
Sebuah pagi mengubah segalanya.
Satu pertanyaan tak lagi mendapat jawaban.
Aku selalu mengulang pertanyaannya,
Kamu sudah berhenti menjawabnya.
Haruskah aku mengunjungi pemakamanmu lagi?
Untuk mempertanyakan,
Apa yang akan kau jawab,
Jika aku bertanya:
Mengapa kau pergi begitu cepat?
.
Sebuah Perayaan Bernama Kesedihan
Mereka saling menyapa,
Dengan kata-kata yang tak lagi punya usia.
Pertanyaan sudah basi,
Jawaban tak lagi dicari.
Perpisahan,
Adalah bentuk perayaan
yang paling menyedihkan.
.
Jeda dan Doa
……………………………………
……………………………………
Jeda tadi kupakai untuk berdoa.
Sedalam – dalamnya; setulus – tulusnya.
Doa yang tak pernah terbatas ruang dan waktu.
Doa yang bermuara pada matamu.
.
Penulis: Hilmi Aziz Rakhmatullah
Tentang Penulis:
Hilmi Aziz Rakhmatullah, lahir di Subang sekitar 20 tahunan yang lalu. Telah menjadi penggemar Manchester United garis keras sejak dini. Pernah menang handphone Mito saat kuliah subuh sekitar 10 tahun silam. Saat ini masih hidup di Subang dan sedang memikirkan cara untuk hidup di kota lain.
Baca Juga: Manafsirkan Nasib Guts dalam Manga Berserk sebagai Mitos Sisyphus