Sebanyak 38 mahasiswa yang berasal dari berbagai instansi dan fakultas menghadiri kegiatan Sekolah Adovaksi yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Studi Kemasyarakatan (UKSK) UPI pada Kamis (27/7) di Gedung Geugeut Winda, Bumi Siliwangi.
Sekolah Advokasi merupakan kegiatan tahunan yang rutin dilaksanakan sebagai bentuk pendidikan hukum bagi para mahasiswa. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kepekaan dan keterampilan sosial berpikir kritis terhadap isu-isu hukum yang relevan, terutama di lingkungan kampus.
Adinda Putri Chaniavatov selaku Ketua Biro Media dan Propaganda UKSK, menjadi pemateri pertama yang membahas kondisi objektif dan permasalahan di kampus. Selanjutnya, bahasan tentang strategi advokasi dipaparkan dengan jelas oleh Ketua Departemen Advokasi dan P2M, Marlina Adhiza Putri.
Rangkaian kegiatan dalam Sekolah Advokasi ini alih-alih hanya menyimak pematerian saja, mahasiswa juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan berdasarkan kondisi nyata melalui simulasi peran sebagai advokat yang harus mendampingi para mahasiswa bertemu birokrat kampus. Dengan ini, mahasiswa menjadi paham betul bagaimana sengitnya polemik dengan para birokrat.
Rahma Husna Fauziyah, Sekretaris Jenderal (Sekjen) UKSK menjelaskan bahwa “kalau kita berbicara soal advokasi, itu bukan cuma kita mengadvokasi teman-teman mahasiswa lain sebagai advokat di kampus. Tidak. Tetapi advokasi juga adalah bagaimana caranya kita mengadvokasi diri kita sendiri.”
Menurutnya dalam acara Sekolah Advokasi ini, mencakup beberapa topik pembahasan yaitu, hukum, kondisi objektif kampus, hingga hak asasi manusia. Namun di sisi lain, advokasi ini juga bukan hanya untuk membela atau membantu masalah orang lain saja, tetapi juga terkait bagaimana menemukan solusi atas masalah pribadi.
“Ketika menjadi advokat, kita akan selalu dihadapkan dengan birokrat yang menyela dan terus menyela. Tapi Birokrat itu seperti batu, Teman-teman, bila terus ditetesi air, dia akan terkikis dengan sendirinya.” Simpul Diah Wulandari, salah satu peserta sekolah advokasi, tepat setelah kegiatan simulasi usai.
Salah satu peserta, Danis Fathurahman mengungkapkan antusiasmenya, “Acara ini memberikan wawasan baru tentang hukum di kampus, sehingga saya ingin membantu pengadvokasian bagi orang-orang yang tidak sanggup dalam segi ekonomi, tetapi ia ingin melanjutkan pendidikannya.”
Sekolah Advokasi UKSK telah menjadi ajang yang berhasil mempersiapkan generasi mahasiswa berwawasan hukum, berempati terhadap permasalahan sosial, sekaligus berjaya memantik semangat mahasiswa untuk berjuang melakukan perubahan masyarakat kampus.
Seluruh mahasiswa, baik mahasiswa advokat maupun mahasiswa umum yang belum mengenal baik bagaimana sistem advokasi tampak bersemangat belajar bersama melalui kegiatan ini.
Penulis: Sri Fatma Hidayah
Editor: Fitri Nurul