Aliansi petani, buruh, mahasiswa, dan pelajar yang tergabung dalam Komite Bersama melakukan aksi unjuk rasa sekaligus memperingati Hari Tani Nasional di depan Gedung Balai Kota Bandung, Selasa (27/9/2022).
Permasalahan pokok yang menjadi fokus dalam aksi unjuk rasa tersebut adalah merspons kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sangat berdampak terhadap setiap elemen masyarakat Indonesia, terlebih kaum buruh dan petani.
Sutarman—Pimpinan Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA) Cabang Pangalengan—berujar, “Setelah naiknya BBM, pertama merasakan sekali, bukan hanya merasakan, tapi sangat tercekik. Baik itu bahan pokok, kedua saprotan itu harganya sangat tinggi. Sementara hasil daripada pertanian itu sangat murah.”
Seluruh petani se-Indonesia merasakan pedihnya akibat dari kenaikan BBM untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pemangkasan subsidi BBM oleh pemerintah terutama sumber energi dan migas dikarenakan penghematan dan penanganan iklim. Tentunya hal tersebut berdampak pada semua harga-harga yang harus dibayar oleh rakyat.
Pada aksi unjuk rasa tersebut, juga diadakan audiensi yang dihadiri oleh kepala bidang PKSDAE dan biro perekonomian. Sayangnya, audiensi tersebut tidak dihadiri oleh kepala dinas pertanian yang menjadi pusat pemangku kebijakan di bidang pertanian Jawa Barat.
“Kalau dari Dinas Kehutanan mohon maaf kami harus koordinasi lagi dengan Dinas Pertanian. Mungkin ada program-program dari Dinas Pertanian yang memang untuk penyediaan bibit dan subsidi pupuk, berbeda dengan Dinas Kehutanan.” ujar kepala bidang PKSDAE Provinsi Jawa Barat.
“Kita semua keberatan dengan kenaikan BBM, apa yang disampaikan aliansi akan kami sampaikan ke pimpinan pusat karena itu bukan keputusan dari pimpinan daerah.” imbuh dia.
Adapun hasil dari audiensi tersebut hanya menyelesaikan permasalahan taktis seputar pendidikan, kehutanan, Bantuan Langsung Tunai (BLT), kesehatan, dll. Pokok dari permasalahan rakyat yang seharusnya menjadi poin utama pembahasan malah menjadi angin lalu saja.
Akhir dari unjuk rasa ditutup dengan teatrikal puisi yang ditampilkan oleh mahasiswa serta permbacaan sikap dan tuntutan pada peringatan Hari Tani Nasional 2022. Sikap dan tuntutannya sebagai berikut:
- Berikan hak garap atas tanah hutan kepada petani penggarap secara mutlak, bukan dengan skema perhutanan sosial!
- Batalkan kenaikan BBM! Cabut Undang-Undang Cipta Kerja No. 11 Tahun 2022!
- Berikan jaminan dan perlindungan atas tanah-tanah yang digarap oleh rakyat! Menuntut pemerintah untuk menindak tegas siapa pun atau pihak mana pun yang akan menggangu dan merampas lahan garapan!
- Menuntut pemerintah untuk memberikan jaminan dan perlindungan atas harga hasil produksi pertanian padi dan holtikultural!
- Mendesak pemerintah untuk menertibkan dan mengamankan program-program pinjaman liar di pedesaan yang semakin mencekik kaum tani akibat praktik peribaan yang sangat tinggi!
- Hentikan semua tindak kekerasan, pencabulan, penangkapan, kriminalisasi terhadap rakyat yang berjuang dengan alasan apa pun! Bebaskan seluruh aktivis rakyat yang masih ditahan!
- Turunkan harga-harga kebutuhan pokok rakyat!
- Turunkan harga bibit, pupuk, obat-obatan, dan seluruh sarana produksi pertanian bagi kaum tani! Berikan alat tangkap gratis dan perlindungan harga hasil tangkapan nelayan miskin.
- Turunkan bunga pinjaman bagi rakyat menjadi 5% pertahun untuk produksi ataupun perdagangan kaum tani dan rakyat!
- Berikan jaminan kepastian kerja bagi buruh! Hentikan PHK dengan dalih kenikan BBM!
- Naikkan upah buruh dan upah semua pekerja! Hapuskan pajak dalam berbagai bentuknya yang dibebankan kepada kaum tani, nelayan miskin, dan klas buruh serta semua lapisan rakyat yang paling miskin!
- Wujudkan pendidikan ilmiah, demokratis, dan mengabdi kepada rakyat! Hapuskan segala macam diskriminasi, penindasan, penghisapan, dan pemberangusan hak demokratis buruh, tani, serta seluruh rakyat Indonesia!
Penulis: Hasbi Ramadhan
Editor: Nenden Nur Intan