Formalitas budaya kampus yang kaku tak jarang merupakan faktor negatif yang membatasi minat dan bakat mahasiswa perajin seni di UPI untuk berkarya. Ditambah kurangnya wadah bagi minat dan bakat mahasiswa UPI di bidang seni melengkapi kesuraman dan kekakuan lingkungan kampus.
Jumat, 22 Desember 2023, Keditjenan Seni Budaya BEM REMA UPI telah menyelenggarakan sebuah program kerja bertajuk “Pertigaan Seni Budaya” sebagai bentuk pengaktualisasian bakat yang dimiliki mahasiswa UPI di bidang seni.
Walaupun acara ini memiliki nuansa seni budaya klasik dan tradisional, tetapi acara ini juga tidak membatasi untuk karya seni modern. Seperti yang diucapkan Salma selaku ketua pelaksana. “Kan kalau temanya tuh UPI Light Sonata yah, jadi lebih ke klasik tradisional gitu. Mungkin seni dan budaya tuh masih melekatnya ke tradisional gitu kan? Tapi di sini juga kita membebaskan talent atau penampil untuk menampilkan apa yang mereka mau karena itu bentuk dari seni gitu. Kan seni mah bebas gitu yah?”
Salma berujar bahwa Keditjenan Seni Budaya BEM REMA UPI berusaha memperlihatkan seni budaya di UPI yang masih kurang terwadahi. “Yang jelas mah kita dari Keditjenan Seni Budaya kita mau memperlihatkan seni dan budaya di UPI. Apalagi yang kita liat itu dari seni dan budaya masih jarang wadahnya.”
Baca juga: Sinema Pendidikan 2023: Sensasi Musim Panas dalam Film Pendek
Acara ini dimeriahkan oleh beberapa karya dari 13 perupa yang dipamerkan dan 18 penampil. Mulai dari penampilan tari tradisional sampai penampilan grup band. Salah satunya Hasna Muti’ah, mahasiswi dari jurusan Psikologi.
Dengan lukisan beraliran naturalis-ekspresionisme yang diberi judul “Home”, Hasna bercerita mengenai makna dari lukisannya. “Kenapa aku kasih judulnya Home itu artinya ‘jadilah dirimu sendirilah rumahmu’. Kan di lukisan saya tuh banyak bangunan-bangunan yang berbeda warna dan bentuknya itu mengartikan bahwa setiap individu tuh memiliki keistimewaannya sendiri.”
Hasna juga berpendapat bahwa acara ini menjadi wadah bagi bakat dan potensinya di bidang seni rupa dan merupakan pengalaman pertama baginya. “Jujur ini mewadahi banget. Sebelumnya aku belum pernah di acara-acara kayak gini. Ini pertama kalinya. Jadi kayak membantu banget untuk menunjukkan potensi aku.”
Selain itu, Munggaran, selaku pengunjung dari acara tersebut melihat bahwa acara tersebut sangat mewadahi mahasiswa UPI untuk berkesenian dan berkarya, tidak terbatas pada satu bidang kesenian saja. Akan tetapi membebaskan peserta maupun penampil untuk berekspresi. “Bagus acaranya. Keren. Mewadahi banget buat mahasiswa berkarya. Gak kayak jurusan saya keseniannya harus sastra terus. Hehe.”
Melihat antusiasme yang tinggi dari mahasiswa UPI dalam berkarya di bidang kesenian dan masih kurang terwadahi, semoga program kerja ini berkelanjutan ya!
Baca juga: Kritik Sistem Pendidikan Melalui Gambaran Sekolah Utopis
Author: Reihan Adilfhi Tafta Aunillah
Editor: Alma Fadila Rahmah