Bahasa dan Sastra Indonesia B 2017: Praktikum Lapangan sambil Petik Pelajaran Kehidupan

Seperti kelas sebelumnya yang berkunjung ke Kasepuhan Cipta Mulya, giliran kelas Bahasa dan Sastra Indonesia (Nondik B 2017) yang berpraktik di Kampung Adat Banceuy, Subang.

Lokasi tersebut cukup dekat dengan UPI, bisa ditempuh selama 2 jam (mobil) dan 30 menit (motor). Masyarakatnya sangat terbuka. Sudah banyak tamu yang berkunjung dan disambut dengan baik, termasuk Nondik B 2017. Kampung Adat Banceuy mau mengikuti perkembangan zaman (seperti masuknya teknologi modern), tetapi tetap berpegang teguh menjaga tradisi budaya leluhur.

“… kami akan banyak bertanya soal kebahasaan,” ujar Rafqi, salah satu mahasiswa Nondik B 2017 saat ditanya salah satu pengurus Kampung Adat Banceuy, Pak Odang, tentang bagaimana para mahasiswa akan bergiat.

Sejak Jumat (15/11) hingga Senin (18/11), mahasiswa Nondik B 2017 turut mengikuti kegiatan masyarakat di sana seperti bertani, berkebun, dan berkesenian. Tentu saja sambil mengumpulkan data penelitian untuk mata kuliah Antropolinguistik yang dibimbing Pak Mahmud Fasya.

Hasilnya, beberapa bahan penelitian seperti padi (Dewi Sri), bambu, buah, sayur, nira, tanaman herbal, kuliner, pangan, tanah, air, mitos, hajat wawar, dan kesenian berhasil didapatkan. Selain itu, banyak pula pelajaran yang didapatkan selagi berkegiatan. Salah satunya, ritual tiap tahun sebagai sarana untuk berkumpul satu kampung.

Menurut salah satu masyarakatnya, Mak Iri, sudah banyak yang datang untuk merasakan kehidupan dari Kampung Adat Banceuy. Namun, baru kali ini dapat kunjungan dari mahasiswa UPI. Ke depannya, lokasi ini dapat dijadikan rekomendasi sebagai tempat penelitian bahkan pengabdian.

Baca juga: Mitos atau Fakta Ungkapan Tabu Masyarakat Sunda

Penulis: Cantika Hana Hanifah