Hari Rabu (15/01/2020), jalan-jalan masih cukup lengang dan klakson-klakson kendaraan belum juga terlalu ramai di Kelurahan Arjuna, Cicendo, Kota Bandung. Bendera dwiwarna masih lebih tinggi daripada matahari pagi itu. Namun, semangat dari Satgas dan Mahasiswa Kelompok KKN Arjuna Sektor 22 Citarum Harum Multihelix juga cukup tinggi untuk melaksanakan apel dengan hormat di halaman Kelurahan Arjuna.
Pukul 07.20 WIB, dua belas Mahasiswa UPI dan sepuluh Anggota Satgas Citarum Harum Sektor 22 berangkat ke salah satu spot Sungai Citarum yang melewati kompleks Kelurahan Arjuna.
Berbekal sepatu bot, sarung tangan, dan alat-alat yang menunjang pembersihan sungai, mereka ke sungai dan mulai membersihkannya. Sebagian turun ke sungai dan sebagian lainnya berada di atas jembatan untuk mengangkat sampah yang telah dibungkus karung.
Sampah-sampah di sungai ini banyak tersangkut pada batu-batu di pinggiran sungai. Hanya saja, sebelumnya Satgas telah mengikatkan tali berkawat di pinggir sungai itu. Sehingga banyak sampah yang tersangkut di sana dan hanya perlu dilepas ikatannya untuk mengangkat sampah-sampah tersebut. Sisanya yang tidak tersangkut dipungut secara manual tanpa bantuan alat apa pun.
Nur Soleh Guntara–Ketua Kelompok Mahasiswa KKN Arjuna–mengatakan, “Kegiatan ini dirasa perlu untuk mengurangi risiko banjir dan penyakit yang sewaktu-waktu dapat terjadi di lokasi-lokasi ini. Terlebih, seperti yang dapat dilihat kalau sampah sebanyak ini bersarang di sungai, bau yang menyengat dan pemandangan yang buruk akan tetap ada di sini. Memang kami harus rela kotor dengan bau yang menyengat pula, tapi inilah tugas kami (untuk masyarakat).”
Menurut Nurholis Bahtiar—Dansub Sektor 22 Citarum Harum, sampah-sampah ini banyak yang terbawa arus sungai dari pasar tradisional di sekitar wilayah Pajajaran. “Selain banyak buangan dari pasar, banyak juga sampah yang diam-diam dibuang oleh warga yang tinggal di bantaran sungai. Maka dari itu, kami terus memantau sekitar untuk melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) kepada masyarakat yang masih membuang sampah ke sungai ini,” pungkasnya.
Rama Aulia. Lahir di Jakarta, 7 Desember 1999. Sedang menempuh pendidikan di Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS UPI. Bergabung dan belajar bersama ASAS UPI. Lagi merampungkan hidup dengan menikmati kesedihan dan kesendirian.